Rabu, 24 Juni 2020

Seteru 6

Terjadi perbincangan hangat mengenai demonstrasi mahasiswa baru-baru ini di Kota K menolak kedatangan tenaga kerja asing pertambangan. 

"Demonstran terkecoh, TKA tetap lolos pakai jalur lain," kata perawat 1. 

"Disaat kita sibuk menghadapi Corona, tambang tetap beroperasi, entah penderita yang tak tercatat disana berapa jumlahnya," ujar perawat 2. 

"Ini foto-foto pekerja di lokasi tambang," perawat 3 memperlihatkan hp kentangnya. 

"Kok banyak pekerja wanita?" 

"Mereka pekerja keras dan fokus kerja," perawat 4 sedikit menjelaskan.

"Info orang dalam, kaum PSK impor dari Negeri C konon didatangkan pula," tambah perawat 1. 

"Ada kawin kontrak dengan wanita lokal, otomatis cerai ketika pekerja laki-laki balik ke C," jelas perawat 4. 

"What?"

"Jorok. Hanya pakai tisue tiap selesai BAB," cetus perawat 3. 

"Itu biasa di luar negeri mirip di Jepang" pikiran melayang pada pengalaman memakai WC canggih ala Negeri Sakura.

Selain impor tenaga kerja dan alat produksi, masalah utamanya adalah status kepemilikan. Aturan kapitalisme, siapa yang memiliki modal minimal 51% maka dialah pemilik usaha.

"Negara pemilik modal besar akan selalu diuntungkan."

"Di suatu pertambangan, ada aturan 80% harus dimiliki pengusaha lokal dan 20% pengusaha asing tapi sekarang sepertinya terbalik," komentar perawat 4.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar