Selasa, 31 Desember 2019

Mobil Kopling 5

Dia berhentikan motornya di tepi jalan lalu melihat ke arah Si Jablay yang sedang mengendarai mobil kopling ambulance. 

Dia lalu memberikan kode jempolan sambil tersenyum. Awalnya menyangka, itu tanda sumringah melihat Si Jablay sudah mampu menyetir 2 jenis mobil kopling. 

Tapi setibanya di RS, ramailah pembicaraan bahwa dia akan pergi selamanya meninggalkan pulau eksotis ini. 

Hati terasa pilu ditinggalkan orang-orang andalang. Dialah perawat super terampil dalam memainkan alat-alat penunjang medis yang serba canggih. Terbiasa kerja di ruangan IGD & ICU.

Banyak orang senang berada didekatnya karena tak pernah marah-marahan dan slalu berkata lembut, khas Bugis Bone. 

Dingin, introvert dan penuh rahasia. Menjaga pergaulan dan teramat penyayang termasuk kepada ayam bangkok peliharaan. Selamat jalan, kawan.

Minggu, 29 Desember 2019

Tim 4

Bingo ! Hasil akhir akreditasi, RS bertipe D madya. Sebuah capaian yang patut disyukuri dalam situasi eksternal RS yang belum ideal. 

Inilah pengalaman pertama kali RS mengikuti survey SNARS dimana Si Jablay ikut terlibat sebagai salah satu ketua tim pokja. 

Beberapa kelebihan internal sebagai penyebab "kemenangan" antara lain :

1. Ketua tim akreditasi RS berpengalaman dan terlatih. 

2. Personel anggota pokja dominan masih "berdarah segar", berorientasi hasil kerja dan sebagian kecil tlah berpengalaman ikut survey serupa di mantan RS-nya. 

3. Terciptanya suasana kerja yang relatif nyaman dan terasa kompak baik dari tim akreditasi maupun manajemen RS meskipun bermunculan beberapa "gelombang kecil" namun masih bisa diselesaikan secara dingin pakai otak sarjana.

Potong Bebek Angsa 3

"Budaya 'jolok-menjolok', 'saling memeras' dan kebiasaan 'kalasi' membuat sebagian bendahara UPTD merasa tidak nyaman lalu mengundurkan diri, "ungkap perawat 1. 

"Bagaimana caranya jika terjadi kekurangan anggaran?" 

"Itu akan menambah beban kerja buat bendahara karena harus mencari dana pengganti. Tapi biasanya kekurangan dana jarang terjadi, "jelas perawat 2. 

"Benarkah anggota dewan bisa memotong usulan anggaran hingga hanya 1/4-nya saja?" 

"Belum tahu. Tapi biasanya mereka berpatokan pada besaran anggaran tahun sebelumnya, " jawab perawat 2. 

"Kegiatan paling banyak menghabiskan anggaran?" 

"Kunjungan kerja & perjalanan dinas, " jawab perawat 1. 

Tantangan masa depan bagaimana mengurai benang kusut birokrasi peninggalan demokrasi beserta budaya kerjanya.

Potong Bebek Angsa 2

"Akhir tahun, org keuangan panen duit," ujar perawat 1. 
"Why?" 
"Para bendahara UPTD akan berlomba 'menjolok' daripada antri lama" 

"Bagaimana modus menghabiskan anggaran?" "Lebih baik dihabiskan daripada anggaran tahun depan dikurangi" 

"Caranya?" 

"Buat tambahan nota dan foto kegiatan dadakan beserta tanda tangan ala-ala" 

"Apa risikonya jika jujur mengembalikan anggaran?" 

"Risiko akan kekurangan anggaran tahun depan bisa saja terjadi, uang tambahannya darimana jika dana kurang? Lebih baik dana lebih daripada kurang," jawab perawat 2. 

"Sistem itu bersifat memaksa," kata Pemetik Harpa suatu hari. Sistem buruk akan memaksa individu warga termasuk aparat negara menjadi dominan buruk demikian pula sebaliknya.

Efek turunan sistem demokrasi saat ini, membuat sifat jujur malah berbahaya. Jujur mengembalikan anggaran sangat berisiko. Jadilah kebiasaan "kalasi" menjadi budaya demokratis.

Jumat, 27 Desember 2019

Galau 4

Sungguh Bunga Sakura tlah memberikan cahayanya yang penuh warna, bagaimana bangkit dari sebuah kejenuhan. Belasan tahun lamanya masa itu, hingga kini tak terasa lagi. 

Semangat hidup menghirup udara kebebasan dari belenggu kebiasaan buruk yang merantai. Dia terlihat lemah namun rupanya menyimpan misteri energi, pemicu perubahan. 

Tak memaksakan kehendak adalah kunci utama melihatnya semakin tumbuh berkembang. Tanamlah bunga maka akan terciptalah berbagai keindahan, tempat para kumbang melepaskan rasa rindu. 

Sementara, semesta dunia tersenyum melihat taman berbunga dipenuhi Bunga Sakura dalam beragam warna.

Galau 3

Hati riang gembira menyambut Bunga Sakura, bersemi lagi. Warnanya terlihat indah di pandangan mata. Panas dan kekeringan menerpa hingga jatuh berserakan ke pangkuan negeri jauh di sana. 

Bermekaranlah setelah layu sayu. Berserilah sesudah merana sendirian. Mari datang kemari dalam kerinduan yang tiada tara. 

Ayolah, warnai lukisan lama yang tlah kusut, dalam dunia hitam maupun putih. Raihan tangan slalu terbuka, terima peluk cium dari sinaran cahyamu. 

Terangi gelapnya dunia dari pancaran warnamu yang wangi semerbak. Beri harapan bukan kecemasan. Bikin gambaran tentang keyakinan yang nyata. 

Kuatkan diri di hadapan badai yang datang tak terduga. Setelah kabut berlalu, dunia pun kembali ceria, akan nikmatnya keindahan Bunga Sakura.

Kamis, 26 Desember 2019

Galau 2

Semalam diberikan mimpi seperti berada di Korea Selatan. Barangkali inilah jawaban dan sekaligus sebagai calon pengganti yang lebih baik akan kegalauan atas 2 pilihan. 

Meskipun masih sebatas mimpi namun berdasarkan pengalaman sebelumnya, mimpi berada di suatu tempat seperti di Papua, Malaysia, Arab Saudi dan Jepang slalu menjadi kenyataan. Bagaikan mengalami mimpi diatas mimpi. 

Bagaimanapun, rancangan besar maupun rencana masa depan biasanya berawal dari sebuah mimpi. 

Kapankah? Hari ini? Esok? Lusa? Tahun ini? Tahun depan? 5 tahun lagi? Entahlah. Waktulah nanti yang akan membuktikannya. 

Tugas sekarang adalah mengumpulkan bekal sebanyak mungkin demi melanjutkan perjalanan di bagian Bumi Allah lainnya.

Rabu, 25 Desember 2019

Galau 1

Tantangan lain di era edan dan dunia terbalik saat ini adalah mempertahankan kenetralan hati ketika godaan-godaan eksternal datang silih-berganti. 

Janganlah terlalu menyalahkan diri sendiri. Bila Anda ditawari makanan basi maka lebih baik menolak tanpa mencicipinya lagi. 

Alihkan hidupmu pada positivisme prestasi, larut menikmati alunan nasehat kehidupan dari para Pemetik Harpa dan terus-menerus memantaskan diri. 

Selain perbaikan internal, mesti jua, ubahlah kebiasaan lingkungan, tempat berinteraksi sehari-hari baik online maupun offline, semampu kalian. 

Sebagai sesama jablay dan kepada kawan-kawan jomblo, dengan sepenuh hati, tolong hentikan buang-buang energi dan waktu kalian, hanya untuk menuliskan bab alay tentang kehidupan baru "Mengurus Jodoh Orang Lain". 

Slalu rencanakan kesuksesan bukan malah kegagalan. Ambillah butiran anti galau dalam kotak obat kalian ! Semangat guys !

Senin, 23 Desember 2019

Ratu Hebring 1

Kemarin pagi, bersekutu dengan Ratu Hebring beserta para dayang, bantu persalinan sungsang letak kaki. Terkagum dengan keterampilannya dalam memimpin proses kelahiran si cabang bayi. 

"Pernah saya ikut pelatihan asuhan persalinan abnormal tapi baru kali inilah turut menyaksikannya secara langsung dengan kedua bola mata," ungkap Si Jablay. 

Kelahiran kaki menunggu waktu cukup lama, bokong mengikuti arah perputaran janin, bahu depan dengan mengangkat tubuh bayi ke atas kemudian bahu belakang dengan menurunkan tubuhnya ke bawah. 

Terakhir yang paling penting, melahirkan kepala dengan meletakkan jari di mulut bayi lalu menghelanya bersamaan tarikan pada tubuhnya. 

"Lakukan cepat dalam hitungan detik saat ibunya mengedan demi menghindari risiko berbahaya, kepala macet," jelasnya.

Sabtu, 21 Desember 2019

Ekonomi 1

Hasil diskusi dengan Pemetik Harpa tentang ekonomi konvensional vs Islam. Kajian ekonomi harus membedakan antara ilmu ekonomi dan sistem ekonomi. 

Ilmu ekonomi bersifat universal yang boleh diadopsi dari mana saja selama tak bertentangan dengan Islam. Misalnya membahas bagaimana meningkatkan memproduksi barang dan jasa menggunakan berbagai alat produksi.

Sistem ekonomi terdiri dari 3 jenis yaitu sistem ekonomi kapitalisme, sosialisme dan Islam. Misalnya bagaimana mengatur distribusi dan konsumsi dari barang-barang produksi dan jasa. 

Islam membedakan jenis barang ekonomi yang bernilai dan berharga. Barang ekonomi yang tak bernilai disisi Syara' meskipun ada harganya tak boleh diproduksi dan menjadi industri barang atau jasa misalnya produk miras, prostitusi, judi, narkoba dll.

Jumat, 20 Desember 2019

Mobil Kopling 4

Berakhirlah sudah, akreditasi rumah sakit yang mendebarkan. Benarlah sabda alam, semua kesulitan dan kesenangan akan ada hari endingnya. 

Yakinlah bahwa duniamu akan slalu berjalan, berjalan cepat, berlari lalu berlari kencang. Namun tak selamanya energimu hanya dihabiskan dalam kecepatan. 

Setelah berlangsung cepat, tubuhmu akan kembali kepada kondisi biasa, berjalan. Tidur dan duduk merenung hanyalah sekian persen, tak seberapa banyak dari siklus hidupmu. 

Lalu Engkau harus bangkit dan kembali berjalan. Tak ada rasa malas. Yang ada hanyalah kata rajin. 

Anda rajin tidur, nonton, makan, bermain game, bercermin dan bersolek sementara dunia sekelilingmu terus berjalan. 

Segeralah membunyikan mobil koplingmu yang mogok lalu berjalanlah seperti biasa.

Kamis, 19 Desember 2019

Tim 3

Selain cekatan menyelesaikan tugas, sebagaimana Jeng Sukabumi, emosinya paling stabil diantara anggota tim. Maybe, ini efek positif dari sebuah pernikahan. 

Statusnya bukan jomblo dan jablay yang sering gaduh gelisah. Bagaimana tidak, fisik Sang Suami slalu dekat disisi, ganda bersama setia melayani pasien IGD. 

Dialah anggota tim andalang yang berguna membantu dan mengontrol hasil kerja 2 anggota tim lainnya. Sementara hasil kerja Jeng Sukabumi, cukup dipantau dari "kejauhan" akibat putusnya komunikasi online dan offline. 

"Sifat wanita, berikan waktu untuk menyelesaikan tugas sendiri tanpa memaksakan kehendak," tips Jeng BPJS. 

Karakter umum Suku Sunda, halus selembut sutera, sehingga Si Jablay tak berani melakukan intervensi lebih dalam.

Tim 2

Kerja cerdas dengan memberikan "suntikan" reward, punishment dan batas waktu, terbukti sangatlah efektif dalam menggenjot selesainya sisa tugas yang belum mencapai target. 

Tips yang dipraktekkan Big Bos sebagai ketua akreditasi rumah sakit ini, menjadi perhatian utama Si Jablay yang masih ingusan dalam memimpin suatu kelompok. 

"Kejutan" terjadi ketika salah satu anggota tim bermanuver keluar dari asuhan WAG. "Ngambeknya" Jeng Sukabumi Andalang yang punya pengalaman akreditasi ini, membuat terputusnya komunikasi online dan offline Si Jablay. 

Sebelumnya, satu anggota tim, Perawat Andalang, tak bisa melanjutkan kerja karena masih berbulan madu di Bulan Desember yang ceria. 

Rupanya, tugas tambahan diselesaikan juga oleh Si Jeng dengan style-nya sendiri, diam dan tuntas. Dia juga paling aktif menjawab pertanyaan surveyor dan memperlihatkan berbagai bukti regulasi. Wow, luar biasa !

Tim 1

Hari ke-2 akreditasi rumah sakit, menyenangkan sekaligus menegangkan. Alhamdulillah, kerja tim pokja yang diketuai Si Jablay dalam pembuatan regulasi, sangatlah memuaskan. 

Inilah pertama kalinya, seni memimpin suatu kelompok terasah. Mengarahkan berbagai karakter dan kebiasaan orang lain tak semudah mengatur diri sendiri. 

Tantangan terbesar pimpinan bukanlah memberikan rasa semangat kepada anggota yang terlanjur rajin melainkan bagaimana mendorong "mobil mogok" kembali berjalan. 

Butuh kesabaran dan ketenangan dalam melihat suatu perubahan. Dalam suasana tidak ideal, memaksa Anda tak hanya mengutamakan kerja keras melainkan juga kerja cerdas. 

"Pakailah otak sarjana kalian ! Rasa lelah hanyalah sementara" tulis Si Jablay dalam asuhan WAG.

Jumat, 13 Desember 2019

Dingdong 1

Pertama kali, bincang-bincang lama di Sari Laut miliknya, bersama Si Jablay, pelanggan setia ayam geprek. Tadi pagi dengan ibunya, datang mengunjungi poli, misteri berjalan pincang, akhirnya terjawab. 

"Dahulu saya pengusaha wahana hiburan malam selama 10 tahun. Biasa berkeliling Pulau Sulawesi dengan jumlah karyawan 30 remaja yang tak terurus lagi oleh keluarganya. Berbagai jenis alat permainan anak-anak beserta mesin dingdong" doi memulai cerita pada zaman dahulu.

"Mesin judi?" 

"Ya, permainan itu berhadiah bungkusan rokok. Judi malah menjadi pemasukan utama. Pendapatan alat permainan lainnya tak seberapa." 

"Penghasilan per malam?" 

"5 juta ke atas" 

"Tak takut?" 

"Mau bagaimana lagi, limpahan uang melupakan segalanya." 

Pria berambut gondrong itu terdiam sejenak lalu berkata, "Bisnis itu tidak membawa berkah. Uang yang banyak tak tahu lari kemana. Rumah sendiri tidak punya apalagi aset tanah. Tak ada rasa tenang dalam hidup."

Haru 1

Usia 60-an tapi tubuh masih terlihat kuat. "Saya petani" "SKBS ini untuk apa?" "Mendaftar haji" "Lama daftar tunggu?" "10 tahun, menurut anak saya, daftar saja nanti dia yang akan membiayai menjadi haji plus" "Biaya?" "275 juta"

"Apa pekerjaan anak bapak?" "Dosen di Universitas H. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan" "Ada bisnis lain?" "Banyak mengajar di tempat lain. Bisnis buku dengan pendapatan bisa mencapai 100 juta per tahun" 

"Anak bapak yang lain?" "Alhamdulillah sarjana semua, tersisa anak ke 4 dan 5 yang masih kuliah" "Luar biasa, bapak berhasil mendidik anak-anak" 

"Ia. Hasil berkebun jambu mete" Sesaat suasana hening. Dia tampak mengingat dan memikirkan sesuatu. Perjuangan hidup, rela meninggalkan perkampungan dan tinggal di kebun terpencil selama bertahun-tahun demi membiayai sekolah anak-anak. 

Suaranya segera berubah menjadi serak, tak kuasa meneruskan pertanyaan, Surat Keterangan Berbadan Sehat di-stempel dan ditandatangani. "Ini suratnya, Pak" "Terima kasih, Dok" 

Tiba-tiba dia mengambil tangan Si Jablay lalu menciumnya. "Oh tidak, mengapa melakukannya?" Tangan itu tak pernah dicium oleh orang berusia tua. 

Tanpa menjawab, bapak itu segera berlalu meninggalkan ruangan poli. Selintas, kedua matanya tampak berkaca-kaca sementara Si Jablay menahan rasa haru.

Kamis, 12 Desember 2019

Mendadak Bicara 6

Selain punya pengalaman luas bertemu banyak pejabat dengan bekal ilmu komunikasi dan marketing terapan, juga tak canggung berbicara di depan umum melakukan penyuluhan. 

"Sudah terbiasa bagi kami karena tuntutan tugas dan praktek sebagai mahasiswa kesehatan masyarakat," ujarnya dalam ruangan poli. 

"Penyuluhan dianggap gagal jika perilaku peserta tak ada yang berubah. Ukuran keberhasilan bukan pada hapalan isi materi tapi paling penting pemahaman," tambahnya. 

"Contoh?" 

"Cara cuci tangan," jawabnya. 

"Isi slide tak perlu semua dijelaskan karena batasan waktu. Lakukan juga improvisasi seperlunya," tambah Jeng BPJS Andalang. 

Tips yang ditiru Si Jablay sebagai salah satu narasumber di acara Seminar Bahaya Narkoba & Teknologi di Era 4.0.

Mendadak Bicara 5

Ketika Jeng BPJS berbicara di depan peserta seminar Bahaya Penyalahgunaan Narkoba dan Teknologi di Era 4.0, demi menjawab pertanyaan seorang siswa yang tak bersedia ditanggapi oleh 3 narasumber, Pak Kapolsek berkata kepada Si Jablay, "Di Malaysia, orang kedapatan membawa narkoba hanya 1 gram bisa dihukum mati." 

"Di Jepang, orang mabuk yang mengendarai mobil akan dicabut SIM-nya," ungkap Si Jablay sebelumnya di tengah forum. 

"Dalam Islam, produsen, distributor, pemilik, penjual dan pembeli barang yang bisa merusak akal akan dicambuk, dikurung selama 15 tahun dan didenda sebanyak kelipatan harga barang. Bisa dihukum mati jika mereka membunuh, memperkosa, liwath atau membegal setelah hilang akalnya," tulis Pemetik Harpa melalui WAG.

Rabu, 11 Desember 2019

Mendadak Bicara 4

Penasaran perbedaan muskir dan mufattir, Si Jablay bertanya melalui WAG. "Muskir (khamar) sedikit atau banyak tetap haram diminum sedangkan mufattir (zat adiktif) tergantung dosis," tulis Pemetik Harpa. 

"Khamar adalah alkohol berjenis etanol sedangkan mufattir merupakan narkoba selain alkohol," terang Si Jablay dalam forum seminar Bahaya Penyalahgunaan Narkoba dan Teknologi di Era 4.0 

"Selain dosis, penggunaan mufattir, hendaknya mempertimbangkan kepentingan apa, siapa yang memberikan dan otoritas apa yang mengawasi," tambah Pemetik Harpa. 

"Seperti penggunaan jenis narkoba oleh kalangan dokter di rumah sakit atas indikasi medis," pikir Si Jablay. 

"Bagaimana dengan daun ganja buat campuran makanan?" 

"Ganja belakangan diketahui sebagai zat adiktif yang menimbulkan dharar dan dhirar. Status hukumnya sama dengan mufattir," tutup Pemetik Harpa.

Mendadak Bicara 3

"3 cara mencegah penyalahgunaan narkoba. Meningkatkan ketakwaan individu, masyarakat dan negara. Ketakwaan negara paling besar pengaruhnya yaitu dengan menerapkan aturan yang punya efek jera," jawab Si Jablay kepada siswa penanya. 

"Ketakwaan individu dengan memberikan pemahaman bahwa alkohol sebagai jenis muskir dan jenis narkoba lainnya sebagai jenis mufattir terlarang dalam Islam. Juga adanya larangan dalam Islam untuk tidak melakukan perbuatan yg berpotensi membahayakan (dharar) dan terbukti berbahaya (dhirar). Ketakwaan masyarakat dengan meningkatkan peran aktif warga beramar makruf nahi mungkar. Ibarat seperti kapal yang akan tenggelam jika 1 orang saja sengaja melobangi dan penumpang lain membiarkannya."

Mendadak Bicara 2

Seorang siswa berdiri lalu bertanya, "Kenapa Indonesia, angka pemakai narkoba sangat tinggi padahal sudah memiliki hukum?" 

Isi materi menerangkan bahwa jumlah kasus hampir sama dengan gabungan penduduk Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah. "Mereka bisa membentuk 2 provinsi baru," sentil Si Jablay disambut gelak tawa para siswa dan mahasiswa. 

"Satu orang mati setiap setengah jam. Korbannya jauh lebih besar daripada kasus terorisme." Para peserta terlihat berpikir. 

"Kerugian dana karena penyalahgunaan narkoba setengah dari total anggaran kesehatan Indonesia 2019." Panitia mahasiswa terperanjat. 

"Penegakan hukum kita lemah karena banyak pertimbangan kemanusiaan. Aturan hukum kita juga masih turunan peninggalan Belanda," jawab Pak Kapolsek.

The Dark Side 4

Sehari sebelumnya, di ruangan poli, Jeng Arisan berkata, "narkoba sudah masuk ke pelosok daerah, bulan lalu, 4 orang pengedar tertangkap polisi." 

"Bagaimana dengan kasus prostitusi?" tanya Si Jablay. "Di pertengahan tahun, ada 4 wanita asal kota K suku T masuk ke pulau ini, difasilitasi oknum kepala desa." 

"Kenapa terjadi pembiaran?" "Warga tak mau berurusan sebagai saksi narkoba, terlalu repot bolak-balik ke kantor polisi. Keamanan diri juga bermasalah sebagai saksi karena akan berhadapan dengan jaringan berbahaya. Akhirnya, polisi hanya mengandalkan barang bukti yang juga sulit ditemukan. Prostitusi tak diusut jika tak ada gugatan dari masyarakat." 

"Lalu?" 

"Aparat sipil sebagai pengayom masyarakat banyak bermasalah, diantara 10 orang, hanya 2-3 orang yang bebas dari jeratan miras dan prostitusi." Informasi mentah yang masih perlu pembuktian.

Mendadak Bicara 1

Alhamdulillah, selesai sudah kegiatan seminar tentang Bahaya Penyalahgunaan Narkoba dan Teknologi di Era 4.0. Mendadak ditunjuk oleh Dirut RS sebagai salah satu narasumber, hanya 1 hari sebelumnya. Penyelenggaranya adalah himpunan mahasiswa W. 

Syukurlah, ada bantuan dari Jeng BPJS Andalang yang mampu mengumpulkan dan mengedit secara cepat dan cermat bahan materi. Juga ada Si Rambut Landak, Apoteker Andalang yang cerdas dan terlalu tamvan. 

Pengalaman pertama kali mengisi seminar selama hidup. Dulu, sekitar 3 tahun lalu bertindak hanya sebagai moderator seminar di Sorong, Papua Barat. 

Pembicara lain, Kepala Dinas Kominfo & Kapolsek. "Kenapa memilih tema itu?" tanya Si Jablay. "Respon dari kasus tertangkapnya 5 orang pengedar narkoba di Pulau W, bulan lalu," kata Ketua Panitia.

Senin, 09 Desember 2019

Potong Bebek Angsa 1

Di ruangan IGD, seorang Perawat Andalang membandingkan keadaan suatu kabupaten dengan kabupaten lainnya yang lebih maju. 

"Bagaimana bisa kita membangun lebih cepat dan memberikan pelayanan lebih baik jika usulan anggaran tak disetujui dan dipotong oleh anggota dewan?" tanya doi beretorika.

"Potongan sekitar berapa?" tanya Si Jablay. Doi lalu memberikan angka dalam jumlah eM-eMan, berapa yang diusulkan dan berapa yang dipotong. 

"Apa? Hanya 1/4 disetujui? Artinya 3/4 anggaran dipotong?" tanya Si Jablay "keheranan". "Ya" jawabnya. 

Si Jablay lalu teringat dengan perkataan lama kepala inspektorat kabupaten, "anggaran kesehatan kita (5% dari APBN & 10% dari APBD) belum bisa sesuai dengan amanah undang-undang karena akan memangkas anggaran UPTD lainnya." 

Inilah lingkaran setan, problematika sistemik demokratis yang tlah lama menggurita.

Suami Andalang 7

"Bagaimana kebiasaan pejabat atau pemegang proyek, Suami Andalang, rendah bagi-baginya?" tanya Perawat Andalang. 

"Minimal ada 4 penyebab yaitu untuk mempertahankan posisi, membiayai gaya hidup, memenuhi kebutuhan hidup dan membayar pelayanan negara baik dirinya, isteri, anak-anak dan tanggungan keluarga lainnya," jawab Si Jablay. 

"Jadi kesalahan bukan murni personalnya melainkan ada faktor eksternal lainnya berupa kebiasaan, budaya dan aturan tertulis maupun tidak tertulis yang 'memaksa' mereka seperti itu. Itulah disebut faktor sistemik," tambah Si Jablay. 

"Meskipun awalnya orang itu baik ibadahnya?" tanya Perawat Andalang. "Ya, seringkali seperti itu, karena faktor sistemik bersifat 'memaksa'. Orang bagus ibadahnya saja bisa seperti itu apalagi yang tidak," tutup Si Jablay.

Suami Andalang 6

Buntut tulisan Suami Andalang 5 di https://udakwah.blogspot.com/2019/12/suami-andalang-5.html?m=1, seorang Dokter berdomisili disekitar ibukota bertanya melalui WAG tentang kasus wafatnya seorang Suami Andalang, meninggalkan 1 isteri dan 4 anak perempuan. 

"Bagaimana tanggungan nafkahnya jika mereka tak mampu dan tanpa harta warisan yang cukup?" tanya doi.

"Kebutuhan primer isteri berada dalam tanggungan saudara laki-laki isteri almarhum sedangkan kebutuhan primer anak-anaknya berada dalam tanggungan saudara laki-laki almarhum," tulis Si Jablay. 

"Jika ada harta warisan maka biaya hidup diambil dari jatah pembagian harta warisan masing-masing milik isteri dan anak-anak almarhum. Bila anak-anak masih kecil dan belum mampu mengelola harta maka hak pengelolaan harta jatuh pada saudara laki-laki almarhum (om bagi anak-anak almarhum)," tambah Pemetik Harpa.

"Kenapa harta itu tak dikelola ibunya?" tanya Si Jablay. "Karena ibunya punya hak menikah lagi sedangkan harta warisan keduanya sudah berbeda," jawab Pemetik Harpa.

Minggu, 08 Desember 2019

Suami Andalang 5

"Bagaimana dengan kasus ini, suami isteri bercerai, memiliki 4 anak perempuan (2 diantaranya bekerja) dan 1 anak laki-laki yang masih bercelana merah. Suami sudah tak bekerja karena sakit kronis. Doi mempunyai 3 saudara laki-laki yang semuanya bekerja pas-pasan dan 1 saudara perempuan yang tajir. Siapa paling bertanggung jawab menafkahinya?" tanya Si Jablay. 

"Saudara laki-lakinya karena anak laki-lakinya belum bekerja. Anak dan saudara perempuan tak wajib menafkahi tapi boleh menyantuni dengan imbalan pahala," jawab Pemetik Harpa. 

"Seandainya org itu tak punya ahli waris atau tak ada ahli warisnya yang mampu bekerja, siapa berkewajiban menafkahi?" Si Jablay kembali bertanya.

 "Negara, melalui baitul maal. Jenis kebutuhan yang wajib dinafkahi oleh ahli waris atau negara adalah kebutuhan primer seperti sandang (pakaian), pangan (makan & minum) dan papan (tempat tinggal). Sementara pelayanan kesehatan dari negara mestinya gratis dan mendapat kunjungan rumah oleh 2 perawat. Itu bisa terjadi dalam Sistem Islam," tutup Pemetik Harpa.

Suami Andalang 4

"Bagaimana perbedaan Sistem Islam dg Sistem Kapitalisme terhadap hak warga mendapatkan pelayanan masyarakat?" tanya Si Jablay.

"Warga termasuk suami akan fokus kerja demi mendapatkan kebutuhan primer tanpa bekerja terlalu keras sehingga lebih bisa meluangkan waktunya untuk mengerjakan kewajiban lainnya. Juga kesempatan lebih besar memperoleh kebutuhan sekunder dan tersier karena dana rumah tangga mereka tak perlu lagi keluar untuk mendapatkan pelayanan masyarakat. Negara memberikan secara cuma-cuma pelayanan kesehatan, pendidikan dan keamanan. Sementara biaya listrik, air, transportasi umum, internet akan jauh lebih murah karena negara bukan menjualnya kepada rakyat tetapi hanya menghitung biaya produksi tanpa mencari keuntungan," jawab Pemetik Harpa.

Suami Andalang 3

"Sekarang, dalam sistem kapitalisme, hidup serba susah. Warga dituntut kerja keras untuk membayar kebutuhan hidup dan pelayanan masyarakat, termasuk menabung di hari tua. Gaya hidup yang tak membedakan antara kebutuhan primer, sekunder dan tersier, ikut andil dalam melambungkan pengeluaran dan menambah beban suami pemberi nafkah rumah tangga. Tak adanya jaminan mendapatkan kebutuhan primer dari negara kecuali hanya hitung-hitungan angka rata-rata per kapita, bukan kebutuhan primer riil orang per orang. Pelayanan masyarakat juga harus serba bayar misalnya iuran listrik, air, kesehatan, biaya pendidikan dan keamanan. Belum termasuk pajak dengan berbagai jenisnya," ungkap Pemetik Harpa.

Suami Andalang 2

"Tak sedikit kasus perceraian karena isteri berutang banyak pada koperasi, bank, lembaga pinjaman atau ikut beberapa arisan. Berutang tanpa sepengetahuan suami dan pembayarannya dibebankan kepada suami. Ada yang menjual lot undian arisan berharga misalnya IDR 5 juta menjadi hanya IDR 3 juta, cicilan arisan tetap dibayar pihak penjual memakai uang suami. Uang itu biasanya digunakan untuk membayar pinjaman atau uang arisan di tempat lain," ungkap Jeng Arisan. 

"Sekarang, langka orang memahami ilmu berumah tangga. Apa saja hak dan kewajiban suami isteri menurut Islam. Bagaimana hukum pinjam-meminjam dan arisan. Bagaimana prioritas kebutuhan hidup antara kebutuhan primer, sekunder dan tersier," tanggap Si Jablay.

Jumat, 06 Desember 2019

Entah Apa yg Merasuki

Entah apa yg merasuki Si Jablay, guys. Siang itu menjelang masuk sholat jum'at, tiba-tiba saja maskernya hilang. Sudah dicari di kamar jaga dokter, tak ketemu. Di cari ke bangsal "13", tempat terakhir bersama Jeng Gosip & perawat bangsal, tak ada. 

"Aneh, 2 masker hilang berurutan," gumam Si Jablay. Harus cari penggatinya ke IGD. "Habis," kata 2 Perawat IGD. "Masker ini milik siapa?" "Saya," kata perawat. Coba cari ke apotik, disana berpapasan dg Dokter Andalang berdiri di depan pintu. 

"Cari apa?" Belum sempat jawab, buru-buru Si Jablay bertanya kepada Apoteker Andalang, "Ada masker?" "Ada". "Masker milik saya hilang" "Bukankah itu di leher?" tanya Dokter Andalang. 

Si Jablay meraba lehernya, tangan menyentuh tali masker, "Ia benar ada. Setengah mati mencari, rupanya masker bersembunyi dalam leher baju," kata hati. Demi pencitraan, tak mau disebut pikun, Si Jablay berspekulasi, "Tolong masker tak bertali ya!" "Ini," kata apoteker. "Terima kasih banyak".

Tiba di rumah dinas, Si Jablay mengeluarkan masker yg ngumpet dibalik leher. Rupanya ada 2 masker yg saling menumpuk.

Kamis, 05 Desember 2019

Mobil Kopling 3

Doi ahli mengendarai mobil kopling, pernah ikut klub offroad yang menguji kekuatan mobil dan ketangkasan driver memainkan setir dan pergantian gigi di medan ekstrim seperti di daerah pegunungan. Anggota perbakin, ahli menembak binatang liar, bersama geng kesayangan dari kepolisian & tentara. Sekarang dipercayakan mengemudikan speed boat rumah sakit. 

Kepala depan sudah mengalami kebotakan. Sorot mata tajam seperti elang. "Benarkah menyalakan mobil harus 2 tahap?" "Ya" "Haruskah mobil dipanaskan dan didinginkan?" "Mesin karburator harus, mesin injeksi tidak perlu" " Saat mobil matic mati mesin di jalan, benarkah terlarang didorong?" "Ya" Si Jablay pernah menantangnya ikut pendidikan pilot, mengendarai pesawat rasa kopling.

Mobil Kopling 2

Dokter Andalang m'infokn mobil dinas baru sj mengalami kecelakaan. Mobil kopling itu mendapat "hadiah kejutan" berupa the damage kissing dari truk jahat. "Sopirnya mabuk," dugaan kuat doi. Tak jarang, ruangan IGD di seluruh wilayah Indonesia menerima pasien "tak diharapkan", terlukanya "anak bandel" yg pemabuk. Meskipun Jepang bukan negara mayoritas muslim dan warganya tukang mabuk tp mrk masih sadar tak mau mengemudi ketika mabuk. "Dia akan menyewa 2 driver tuk mengurusi tubuhnya yg tak sadar masuk kembali ke dalam mobil," kata Mahasiswa Post Doctoral Universitas Miyazaki di kantin Pantai Aoshima Jepang. "Apa risikox jk mengendarai sambil mabuk?" ty Si Jablay "Izin mengemudix akan dicabut."

Hubungan Gelap

"Ada sebagian org berpendapat bahwa wajib nikah ulang setelah melahirkan buat pasangan suami isteri yg telah menikah saat sedang hamil," ungkap Perawat Andalang. "Setahu saya, ada larangan dalam Islam untuk menikah saat sedang hamil. Jadi, nanti baru wajib menikah setelah si wanita melahirkan," ucap Si Jablay. "Bagaimana status anak dari hasil hubungan gelap?" "Namanya akan di-link-kan dengan nama ibunya, bukan nama ayahnya," jawab Si Jablay. "Mungkin, wajib nikah ulang karena menganggap bahwa larangan itu membatalkan (bathil) akad pernikahan sebelumnya. Pihak yg tak mewajibkan nikah ulang memahami larangan itu hanya merusak (fasid) akad pernikahan lalu tanpa membatalkanx," tambah Si Jablay.

Rabu, 04 Desember 2019

Tirai Poligami 3

"Buat kita, lebih penting dibahas daripada motif berpoligaminya Rasulullah Muhammad SAW adalah jumlah batasan isteri hanya sampai 4 sehingga 5 isteri misalnya, wajib diceraikan 1 diantaranya. Cara berpoligami tak boleh melalui aktivitas pacaran, pergaulan bebas hingga selingkuh. Sumber dana poligami tak boleh diambil dari uang rakyat misalnya dana desa," sambung Si Jablay. 

Teringatlah, seorang pasien poli, bendahara desa yang doyan selingkuh dengan wanita murahan. 

"Sebagian dana desa digunakan kawing lagi," klaim Jeng Gosip. 

Angka perceraian meningkat tajam di Indonesia. Kementerian Agama mendeteksi penyebabnya adalah komunikasi antar suami-isteri. Sementara di lapangan, aturan pergaulanlah pemicu utama, selain faktor ekonomi.

Tirai Poligami 2

"Jumlah isteri Nabi Muhammad SAW lebih dari 4 wanita, motifnya karena perintah Allah SWT. Ada juga motif lain seringkali dituduhkan pihak lain," ungkap Perawat Andalang. 

"Penting dipahami, beberapa perintah dalam Islam dikhususkan buat Nabi dan isterinya sedangkan buat muslim atau muslimah tak wajib bahkan ada yang terlarang. Contoh Nabi beristeri lebih dari 4, wajib sholat malam hingga membuat kaki bengkak, isteri nabi wajib berhijab (bertirai) yang menurunkan hukum bercadar, isteri nabi tak boleh menerima harta warisan. Bagi ummatnya, beristeri maksimal 4 orang buat yang mampu dan bisa berlaku adil; sholat malam hanya sunnat bukan wajib; wajah, telapak dan punggung tangan boleh terlihat buat wanita dewasa dan isteri wajib menerima harta warisan suaminya," jelas Si Jablay.

Selasa, 03 Desember 2019

Seteru 2

Ruangan IGD kedatangan seorang kepala dusun, desa RR, lokasi sengketa tambang di Pulau W. 

"Warga penolak sekitar 70%," klaim doi. 

"Kenapa menolak?" 

"Tambang akan merusak lingkungan dan mengganti mata pencaharian warga seperti kebun jambu mete. Secara jangka panjang, perkebunan lebih menguntungkan daripada tambang." 

"Penghasil terbesar jambu mete pulau ini berasal dari sana," ucap Perawat I. 

"Kebunnya bersih," ungkap perawat II, Si Tukang Jalan. 

Sengketa lahan rupanya baru saja diliput dan tayang di media nasional, TV One. 

"Tambang berskala besar tak boleh milik pribadi atau perusahaan swasta, tetapi milik bersama rakyat yang dikelola negara dan keuntungannya 100% dikembalikan kepada rakyat," kata pemetik harpa.

Pemikiran VS Nasehat

"Sekarang byk kelompok," ungkap Perawat II. "Ya, berhati-hatilah dg kelompok terlalu liberal & kaku. Penting memahami perbedaan antara pemikiran dg nasehat. Pemikiran harus melihat sumber informasi sedangkan nasehat tak perlu. Siapa yg menginfokn suatu pemikiran? Sumber terpercaya lbh terpilih drpd abal2, kaleng2 apalagi gadungan. Nasehat bisa diambil darimana saja selama tak bertentangan dg akidah & syari'ah tanpa perhatian pd sumber informasi. Seperti kerasx batu hingga tampak berlubang karena tetesan air yg tiada henti menunjukkan pentingnya konsistensi atau istiqamah. Terlalu kaku seperti hanya mengambil pendapat dari ustadznya meskipun dalil naqli hingga kesimpulan hukumnya lebih lemah.

Kompas VS Termometer

"Ada buku bagus, karangan Imam al Ghazali, Ihya Ulumuddin," kata perawat II. "Pernah saya download namun tak serius membaca karena belum mampu memahami fakta yang dhadapi beliau. Setiap zaman, tantangan berbeda," tanggap Si Jablay. "Penting bedakan antara dalil dengan fakta. Dalil tetap, fakta bisa berubah. Dalil ibarat kompas, fakta seperti termometer," lanjut Si Jablay. "Menyamakan keduanya berisiko dalil dianggap bisa berubah seperti anggapan liberalisme. Fakta disangka tetap seperti makan harus pakai 3 jari, berjalan wajib pakai tongkat, sikat gigi harus bersiwak, pakaian mesti berjubah, berobat wajib herbal. Padahal semuanya hanyalah wasilah yg boleh berbeda & berubah," tutup Si Jablay.

The Dark Side 3

Di kantin Pantai Aoshima Jepang, Si Jablay duduk berhadapan dg Mahasiswa Post Doctoral Universitas Miyazaki. Sementara Jeng Gosip & Jeng Muda asyik bercerita di meja sebelah. Kami hanya bisa pesan es krim & sebuah jajanan khas Jepang. "Jepang kehilangan generasi muda sehingga mendatangkn banyak pekerja dr negara lain. Wanitanya malas nikah & py anak. Minimal 2 anak hanya untuk mempertahankn jumlah warga & itu sulit terwujudkan," kata mahasiswa. "Bgmn pengaruh kekalahan Perang Dunia II?" "Mrk seperti kehilangan jati diri. Generasi muda ikut2an budaya barat seperti seks bebas tanpa ikatan perkawinan." Sayang-disayang, gugurlah sekuntum Bunga Sakura, terjatuh ke tangan gerombolan Gun's & Roses.

The Dark Side 2

Perawat II bertanya, "Bagaimana prostitusi di Jepang?" "Belum melihat faktanya kecuali ada 1 toko swalayan di sudut ruangan yg tertutup dg cahaya remang-remang, tersedia ribuan VCD porno. Di atas tirai tertulis khusus dewasa. Namun di dalamnya tak ada pembeli beda diluar, ramai bro", kata Si Jablay. Doi banyak tahu sejarah & budaya Jepang. "Sakira itu wajar di negara-negara kapitalis. Mereka tak bs bedakn antara produk bernilai & berharga. Meskipun tak bernilai mnrt Islam misalx seperti judi, narkoba & prostitusi tp ada permintaan, pembeli & penikmat jasa sehingga dianggap berharga maka produk barang & jasa tsb harus diadakan bahkan menjadi industri sumber pemasukan negara" lanjut Si Jablay.

The Dark Side 1

Di ruangan IGD, perawat I bertanya, "Bagaimana keadaan Jepang?" Pertanyaan sama pernah Si Jablay ajukan kpd 2 org Indonesia yg sdh tahunan hidup disana, "Jepang level brp?" "8" "Indonesia?" "5" jawab mahasiswa post doctoral Universitas Miyazaki. "Jepang?" "9" "Indonesia?" "6" kata sensei rasa lokal di Pulau W. Perawat II bertanya, "Bagaimana makanan Jepang?" "2 penjelasan dari sisi rasa & kehalalan. Rasa makanan Jepang amat beda, minim cabe, gula, garam, tanpa kecap & vetsin. Ini butuh waktu beradaptasi. Kehalalan makanan Jepang amat diragukan karena tanpa sertifikat halal. Jg jarang tersedia sehingga diimport dari negara lain termasuk dr Australia. Skrg kebutuhan tsb bisa dpesan via online.

Minggu, 01 Desember 2019

Suami Andalang 1

.

Penampakan ATM

Alhamdulillah, 2 penampakan halaman web selesai di https://klinikindonesia.com/dokter/dokter.php & https://klinikindonesia.com
 Butuh 2 minggu kerja keras sesuai kemampuan & waktu luang. Cara plg mudah, pakai rumus ATM (Amati, Tiru, Modifikasi). Amati desain web profesional yg terbukti plg keren. Tiru tampilan layout beserta bahasa program berbasis web. Modifikasi berbagai script dg menambahi & mengurangi sesuai kebutuhan & keinginan. Perubahn sekitar 90% dg tetap mempertahankn karakter sebelumnya seperti pergantian otomatis latar warna tua dengan tulisan warna muda namun lbh perhatian pada SEO & monetisasi. Daya kreasi menjadi lebih terlatih.