Sabtu, 30 Oktober 2021

Tobone 1

Kesalahpahaman terjadi lagi. Kali ini berurusan dengan 2 anak muda, pekerja santuy di Pelabuhan B, Kabupaten B.

Akar masalahnya ada 2. Pertama, keduanya memakai kata "hendak membantu" namun berujung pada permintaan upah. Membantu itu berarti memberikan bantuan tanpa pamrih.

Namun pada lokasi, kebiasaan dan ideologi tertentu, istilah ini telah berpadu dengan 2 sayap pengertian yang berbeda.

Baru saja, kira-kira 2 jam sebelumnya, driver andalan mengutarakan suatu problema yang terjadi di kabupaten itu. Mangkraknya tambang logam karena mendapatkan pertentangan massal dari warga lokal.

"Mungkin saja warga takut dengan risiko kerusakan alam"

Pandangan matanya tajam ke depan bagaikan si mata elang, kedua tangan mempertahankan posisi setir mobil seperti si tangan kangguru dan kedua telinga siaga dari berbagai suara bak si kuping kelinci.

"Bapak yang pernah lama kerja di Pulau K, benarkah disana kerusakan lingkungan marak terjadi ?"

"Ya. Bekas-bekas galian tambang berubah menjadi danau. Airnya jernih namun tak ada tumbuhan dan ikan yang bisa hidup. Kandungan zat beracun sangatlah tinggi. Tanah juga berubah tandus karena tanaman hutan musnah ditebang dan dibakar"

"Bukankah ada aturan, perusahaan wajib melakukan reboisasi?"

"Itu berlaku setelah pertambangan selesai. Kebanyakan perusahaan berlepas tangan begitu pekerjaan mereka selesai.

"Mungkin juga, perusahaan tidak mau peduli untuk memperbaiki kerusakan alam karena butuh biaya tambahan. Logika perusahaan swasta kapitalis bagaimana caranya memperoleh keuntungan sebesar mungkin dengan modal sekecil-kecilnya."

"Ya. Dananya milyaran sekali kontrak kerja untuk memperbaikinya."

Solusi Islam pada pertambangan skala besar adalah pengelolaannya berada pada tanggung jawab negara. Tanpa memakai logika untung rugi tetapi sebagai bagian dari tanggung jawab kepada rakyat.

Tanah pertambangan besar merupakan milik umum menurut ideologi Islam, bukan milik swasta dan juga bukan milik negara. Tanah pertambangan menjadi milik swasta pada ideologi kapitalisme dan milik negara pada ideologi sosialisme.

Negara hanyalah sebagai wakil rakyat untuk mengolahnya sehingga hasilnya dikembalikan utuh kepada rakyat setelah mengeluarkan biaya produksi, pengolahan dan distribusi, termasuk ongkos reboisasi hutan dan revegetasi lahan bekas tambang.

Dia membenarkan informasi tentang adanya ratusan pekerja tambang dari negara lain yang berdatangan hampir setiap hari.

Modus penjajahan negara kapitalisme sungguh takkan berubah. Pengalaman sejarah membuktikan, Negara-Negara Eropa di masa lalu, termasuk Belanda, membuat koloni di negara-negara jajahan, bermula dari kepentingan ekonomi dengan berdirinya VOC.

Tentara-tentara asing lalu didatangkan dengan alasan yang "lebih masuk akal", yaitu melindungi kepentingan dan monopoli perniagaan rempah-rempah. Para sultan berusaha dibantu oleh pihak penjajah sedangkan para bangsawan yang tak mau bekerja sama akan disingkirkan.

"Bantuan menurut mereka bukan gratis sebagaimana kelakuan kita saat menyumbang masjid. No free lunch, tak ada makan siang yang gratis, versi mereka"

Bantuan negara-negara utama di dunia saat ini dominan bermotifkan politis, yaitu demi mempertahankan dan merebut hegemoni ekonomi dan politik (termasuk militer).

Sedangkan bantuan 2 anak muda yang polos diatas hanyalah bermotifkan uang untuk biaya mempertahankan hidup.

Kerasnya kehidupan demokratis sebagai risiko wajar dari dominasi ideologi selain Islam. al Qur'an (QS. Thaahaa : 124) menyebut keadaan seperti itu dengan istilah "penghidupan yang sempit" alias ma'isyatan dhanka. Hidup memang pahit dan lebih pahit daripada kopi hitam kita.

Kedua, akadnya sepihak, yaitu dari mereka berdua setelah transaksi selesai. Mestinya, sebagaimana yang saya pelajari dari kajian sistem ekonomi Islam, akad itu mestilah kesepakatan dari 2 pihak, yaitu saya dengan mereka. Bukan sepihak, yaitu hanya dari mereka.

Kesepakatan itu juga mesti dilakukan sebelum transaksi dan bukan setelahnya. Diatas kapal ferry, saya berdebat untuk mengajari tentang akad bisnis kepada keduanya beserta 1 temannya yang lain.

"Mestinya dari awal kalian menjelaskan bahwa ini ada bayarannya. Jika kita sepakat maka berlanjut kepada kesepakatan berikutnya yaitu berapa rupiah nilai jasanya."

Rupanya kebiasaan ini sudah berlangsung sejak lama dan berpotensi menimbulkan konflik. Juga tidak hanya terjadi di pelabuhan tetapi seringkali kita bisa jumpai di terminal-terminal bis termasuk Terminal D di Kota M. Ini diinfokan oleh 3 penumpang kapal ferry kepada saya.

Ada informasi, sebagian mobil dan penumpang enggan singgah ke terminal karena adanya biaya-biaya tambahan yang tidak resmi.

Sepertinya, pengetahuan akad bisnis versi syari'ah sangatlah penting kita pahami. Ditengah dominasi sistem ekonomi kapitalis, berkembang pula transaksi non syariah yang berbungkuskan syari'ah. Dimanakah posisi mereka yang bermata jeli ?

Sabtu, 09 Oktober 2021

Bravura 3

Tak seperti biasanya, sore itu setelah istirahat, saya tidak lanjut latihan. Sudah ikut pemanasan (stretching) dan latihan dasar bersama di sesi sebelumnya. Kami berdua larut diskusi tentang organisasi kempo di Indonesia, sejarah awal lahirnya kempo di dunia dan beberapa jurus kempo yang bisa mematikan.

"Bela diri ini di negara kita masih dipengaruhi oleh pimpinan kempo di Jepang. Mulai sabuk hitam Dan IV harus ikut ujian internasional. Pengujinya langsung didatangkan dari sana," ujarnya. Doi mengenakan sabuk hitam dan di bahu kanan tercetak tulisan Dan IV.

Berbeda dengan kebanyakan seni bela diri, Shorinji Kempo dikendalikan secara tunggal di dunia yaitu dari kantor pusatnya di kota kecil Tadotsu, Pulau Shikoku, Jepang.

"Hanya 5 orang pemilik Dan IV di daerah sini. Ada 2 pemegang Dan V di Kota M," tambahnya.

Di dunia, tingkatan tertinggi, Dan IX, dipegang oleh orang Jepang. Ketua Shorinji Kempo saat ini adalah Yuuki So, seorang wanita Jepang dan anak kandung dari pendiri kempo, Doshin So.

Siapakah Dia ?

Doshin So memiliki nama kecil, Nakano Michiomi. Dia lahir pada tanggal 10 Februari 1911 di sebuah desa kecil yang terletak di pegunungan dan perbatasan Prefektur Okayama - Hyogo, Jepang. Ayahnya kecanduan alkohol dan meninggal pada usia muda 30 tahun sementara saat itu dia masih berumur 8 tahun.

Ibunya berstatus single parent yang bekerja keras menghidupi keluarga sejak pagi hingga tengah malam setiap hari. Nakano Michiomi kecil (9 tahun) terpaksa harus mengasuh kedua adik perempuan (7 dan 5 tahun) disaat ibunya tak ada di rumah.

Dua tahun kemudian, ketiga anak itu terpisah karena ibunya sakit-sakitan dan harus mengabdikan diri ke sebuah lembaga keagamaan. Kedua adiknya dipelihara keluarga dari pihak ibu sementara Nakano Michiomi memilih pergi bersama kakek dari pihak ayah ke Manchuria.

Kakeknya seorang anggota Kokyuryukai (Perkumpulan Rahasia Ular Naga Hitam) dan menguasai beberapa seni bela diri (budo) seperti kendo (seni pedang), sojutsu (seni tombak) dan jujutsu (bela diri tangan kosong). Dia belajar darinya selama 7 tahun.

Nakano Michiomi kembali ke Jepang pada awal Mei 1926 ketika ibunya baru saja meninggal dunia. Disusul kematian adik bungsu pada bulan agustus lalu adiknya yang lain pada bulan april setahun kemudian. Kakeknya juga tiba-tiba meninggal pada tahun itu.

Tinggallah dia kini sebatang kara tanpa kehangatan keluarga dan recehan harta benda. Merantau ke Tokyo menjadi pilihan terbaik. Dia tinggal disana bersama seorang kenalan.

Keadaan semakin parah akibat depresi ekonomi setelah Perang Dunia I (1914-1918). Jepang masih berada di Blok Sekutu (Entente) waktu itu melawan Blok Sentral. Perekonomian tidak teratur dan angka pengangguran sangatlah tinggi.

Di usia 17 tahun (1928), Nakano Michiomi masuk menjadi tentara sebagai agen pasukan khusus (Special Expeditionary Force) dan ditempatkan di Manchuria (sekarang Provinsi Dongbei, China).

Manchuria merupakan koloni Jepang yang terletak di wilayah China Barat Laut.

Dia ditugaskan pada sekolah Taoist yang dikepalai oleh Chen Liang. Chen Liang adalah orang penting dalam perkumpulan rahasia (Zaijia Li), guru (shifu) perkumpulan Bunga Teratai Putih (Byakuren) dan Tinju Shaolin Utara (Shorin). Nakano Michiomi mempelajari teknik gerakan Quan Fa (tinju) sekaligus pengajaran Budha (Chan-Zen) dibawah bimbingannya.

Nakano Michiomi terkena penyakit tipus dan dikembalikan ke Jepang. Pada Bulan Januari Tahun 1931, Dia lalu bergabung dengan Kesatuan Angkatan Udara I di Kagamigahara, Prefektur Gifu.

Pada Bulan April 1931, dia pingsan dan menderita demam tinggi ketika latihan terbang malam. Dia memiliki penyakit katup jantung dan harus mendapatkan perawatan selama 6 bulan. Para dokter memperkirakan sisa hidupnya hanya 1 sampai 3 tahun.

Pada Bulan Oktober 1931, Nakano Michiomi kembali ke Manchuria sebagai agen intelijen dan bertemu kembali dengan gurunya, Chen Liang. Karena alasan tak punya umur panjang lagi, dia rela melakukan beberapa misi berbahaya yang bisa mengundang gerimis kematian.

Chen Liang berkata kepadanya bahwa tak ada manusia yang bisa menentukan sisa hidup seseorang dan harus berusaha serta berjuang untuk tetap bertahan hidup. Dia lalu merawatnya dengan pijatan dan teknik akupressur (keimyaku iho, seiho atau seitai jutsu).

Pada tahun 1932, Chen Liang membawanya kepada Wen Taizong di Beijing, China. Wen Taizong merupakan guru besar (shifu) dari Sekolah Shaolin Utara Yihemen Quan (Giwamon Ken) menggantikan Huang Longbai. Melalui Wen Taizong, Huang Longbai bersedia menjadikan Nakano Michiomi sebagai murid.

Dia mengajarinya 36 macam kuncian dan teknik gulat naga (Longxi Zhuji). Dia juga mempelajari teknik lemparan Wa Hua Quan (Goka Ken, Tinju Lima Bunga). Teknik inilah menjadi dasar prinsip lembut dan keras menjadi satu (Goju Ittai) pada Shorinji Kempo.

Sepertinya, Nakano Michiomi memiliki teknik belajar kinestetik sehingga cepat menerima pelajaran melalui gerakan tubuh, selain dari pengalaman berguru kepada kakeknya.

Di musim gugur 1936, Wen Taizong mengangkat Nakano Michiomi menjadi Guru Besar (Shifu) ke-21 dari Yihemen Quan dalam aula dari sebuah reruntuhan Kuil Songshan Shaolin di Xian, Provinsi Shanxi. Wen Taizong juga memberikan nama baru, Doshin So yang berarti "membantu jalan menuju religius".

Tanggal 9 Agustus 1945, serdadu Uni Soviet menyerbu Manchuria lalu menyusul kekalahan Jepang sebagai Negara Poros dari pihak sekutu di Perang Dunia II (1939-1945), Doshin So kembali ke Jepang dan mendarat di Sasebo, suatu daerah di Nagasaki, pada tahun 1946. Kemudian pindah ke Osaka dan berbisnis suatu produk bahan kimia.

Dia lalu ditawari beberapa lahan di Tadotsu, Pulau Shikoku, Daerah administrasi Kagawa. Pada Tahun 1947, Doshin So mendirikan Shorinji Kempo di lokasi itu dan menjadikannya sebagai pusat latihan dan organisasi hingga kini.

Shorinji Kempo sendiri berasal dari kata sho = kecil, rin = hutan, ji = kuil, ken = kepalan tangan/tinju, po = metoda. Kata Shorinji merujuk pada sebuah kuil Shaolin di Tiongkok.

Tanpa sadar, Doshin So mempraktekkan rumus ATM (Amati, Tiru, Modifikasi) terhadap seni bela diri Shaolinsi Kung Fu hingga memberikannya nama, Shorinji Kempo.

Tak terasa diskusi bersama senpai kempo Dan IV. Latihan para kenshin selesai sudah. Matahari segera mengalami swastamita di sebelah barat. Adzan maghrib kembali bakal bergema di setiap sudut kota lalu datanglah dominasi kegelapan malam.

Sementara itu, perkataan senpai "kasih sayang tanpa kekuatan adalah kelemahan, kekuatan tanpa kasih sayang adalah kezaliman" akan selalu melekat di hati.

Jumat, 10 September 2021

Mr. Porcupine 1

Diskusi singkat bersama Mr. Porcupine di ruangan poli rumah sakit. Berawal dari kedatangan Bunga Melati yang dimintai tolong olehnya untuk pengambilan resep obat.

"Dia aset daerah," pujinya kepada Bunga Melati. Status mereka berdua sebagai karyawan andalan rumah sakit umum daerah.

"Karena apa?"

"Bisa bayar pajak," ujarnya. Dia tersenyum.

Kesuksesan bisnis warga secara tidak langsung akan menguntungkan negara dan daerah karena berdampak pada semakin banyaknya pemasukan melalui pajak negara dan retribusi daerah. Inilah yang disebut pajak demokratis.

Bunga Melati sedang merintis usaha kuliner dan buah. Seringkali dia beriklan melalui status media sosial.

"Kenapa mesti bayar pajak?" tanya Bunga Melati.

Sebelum menerima jawaban, wanita jombloH itu buru-buru keluar dari ruangan. Mungkin ada urusan lain yang lebih penting baginya. Tinggallah kami berdua dalam ruangan itu.

"Kenapa mesti ada pajak?"

"Risiko sebagai negara kapitalisme, pendapatan utama negara selalu dari pajak. Di negara demokrasi mana saja akan seperti itu. Di Amerika Serikat, Malaysia, Jepang dan lain-lain. Hanya teknis administrasi dan besaran pajak bisa tak sama disetiap negara."

Misalnya di Jepang, pajak disana lebih tinggi daripada negeri I. Warganya juga lebih taat bayar pajak sehingga wajar mereka lebih banyak mendapat subsidi negara. Argumen ini pernah dikemukakan dr. AP., salah seorang dokter andalan rumah sakit yang pernah berkunjung ke Negeri Sakura.

Di Malaysia berdasarkan pengalaman hidup, pendapatan pajak parkir memakai bantuan teknologi dan langsung masuk ke kas negara tanpa melalui tangan tukang parkir resmi maupun abal-abal sehingga terkesan lebih teratur.

"Bagaimana caranya suatu negara hidup tanpa pajak?" tanya Mr. Porcupine.

Tak seperti biasa, pagi itu, rambut landaknya berdiri lunglai seperti tanpa perawatan. Pada keadaan biasa, dia punya rambut berdiri tegang bagaikan rambut landak sehingga Jeng Gosip suatu hari memberikan gelar Si Rambut Landak.

"Di negara demokrasi liberal, pajak wajib ada karena kekayaan alam telah dikuasakan, dikelola dan dimiliki oleh pihak swasta."

Secara teori, penguasaan kekayaan alam oleh perusahaan swasta tak terlepas dari prosentasi kepemilikan saham berdasarkan aturan perseroan ala kapitalisme. Cukup menggelontorkan dana 50 + 1 persen, perusahaan akan menjadi milik anda.

"Bagaimana pajak menurut Islam?" tambah Mr. Porcupine.

"Pajak dalam sistem Islam bukanlah termasuk penghasilan utama negara. Juga tidak termasuk pendapatan tetap bagi APBN"

"Jika bukan dari pajak, sumber pemasukan negara dari mana?"

"Banyak. Ada anggaran dari pendapatan harta milik negara dan harta milik umum yang dikelola negara. Contoh harta milik umum seperti hasil tambang." Kalian bisa mendalami informasi ini dalam Kajian Sistem Ekonomi Islam.

"Adakah pajak dalam sistem Islam?"

"Pajak seperti dalam konteks sekarang (pajak demokratis) tidak ada. Pajak (dharibah) hanya diberlakukan sementara (bersifat temporer) pada kondisi yang penting dan mendesak. Ketika kondisi itu sudah berlalu maka pajak tak berlaku lagi. Pajak juga bukan untuk semua penduduk tetapi spesifik pada warga negara yang muslim, laki-laki, dewasa dan kaya original."

Saya menyerahkan resep obat kepadanya. Rambutnya kembali jadi perhatian. Saya selalu penasaran dengan merk minyak rambut pilihan. "Hari ini pakai minyak rambut apa?" kelakar saya jika bertemu dengannya.

Dia datang mendekat lalu bertanya topik lain.

"Bagaimana hukum Islam berinvestasi saham? Samakah dengan judi?"

"Saham ada 2 jenis. Saham sebagai investasi sektor riil dan non riil. Investasi sektor riil yaitu usaha jasa atau bisnis barang seperti patungan dana dari satu atau lebih investor untuk suatu usaha bisnis. Disitu dijelaskan jenis bisnis dan prosentasi bagi untung dari keuntungan bersih secara jelas. Usaha non riil yang tidak dijelaskan secara spesifik jasa atau barang maka jenis tanam saham seperti ini tidak boleh"

"Kenapa bisa?"

"Inilah yang disamakan dengan permainan judi seperti aktivitas di pasar saham. Transaksinya hanya berdasarkan kondisi psikologis pasar secara non riil."

"Bagaimana jika sebuah perusahaan tanam saham di bank syari'ah?"

"Mesti dilihat faktanya, jika disebutkan secara spesifik jenis usaha, prosentase bagi untung dan risiko kerugian menjadi tanggungan kedua pihak maka mungkin tidak masalah. Namun jika tidak seperti itu berarti bisa disamakan tanam saham di sektor non riil."

Saya menggunakan kata "mungkin" karena ada beberapa faktor lain yang mesti juga diteliti berkaitan dengan jenis akad dan syarat-syarat transaksi.

Biasa terjadi di dunia nyata, ada 2 akad atau lebih dalam 1 transaksi. Juga syarat-syarat yang tidak syar'i dimana syarat-syarat tersebut bisa sampai merusak akad. Keduanya tak boleh menurut hukum ekonomi syari'ah tapi dianggap biasa saja oleh sistem ekonomi konvensional (kapitalisme).

Minggu, 15 Agustus 2021

Bravura 2

Dua bulan kemudian di musholla kapal ferry, saya bertemu dengan seorang pelatih taekwondo sabuk hitam di Pulau W.

Berbagai aliran bela diri sudah pernah dicoba mulai dari silat, kempo, beberapa aliran karate & terakhir taekwondo. Olahraga asal negeri ginseng (Korea) ini dipelajarinya dahulu kala untuk pertarungan bebas jalanan.

Tawuran remaja anak sekolah saat masih terombang-ambing dalam kejahilian tanpa kejelasan arah tujuan. Dia selalu hadir dalam membela teman-teman sekolah melawan serangan siswa jahat dari sekolah lain.

"Ini sisa-sisa irisan & tebasan benda tajam," dia memperlihatkan beberapa bekas luka di lengan. Saya melihatnya sekelebat saja kemudian pandangan buru-buru mengarah ke sajadah panjang di depan.

Bagaimanapun, saya takut dengan dampak kekerasan yang marak terjadi di masa sekarang. Cukup banyak channel youtube yang mengulas peristiwa horor criminal homicide di negara-negara demokrasi. Seorang pasien di Kota M pernah berkata, "kekerasan demokratis membunuhmu perlahan-lahan".

Kembali saya menoleh kepadanya.

"Pernah bertarung secara single dengan orang yang juga punya bela diri?"

"Ya. Waktu itu saya masih kuliah di Kota K. Di suatu hari, kami berdua janjian bertarung satu lawan satu di suatu lokasi yang agak sepi. Lawan saya seorang petarung Boxing Muay Thai."

Boxing Muay Thai merupakan bela diri asal negeri gajah putih, Thailand. Muay thai & taekwondo merupakan beladiri keras & olahraga kombat yang mengandalkan striking. Ini berbeda dengan silat & kempo yang lebih mendahulukan teknik elakan sebelum menyerang.

Muay thai & taekwondo unggul pada serangan atas namun lemah pada pertarungan bawah. Gulat, judo & jiu jitsu paling handal pada ground fighting melalui teknik bantingan & kuncian.

Muay thai memiliki 8 titik kontak, lebih banyak daripada tinju (2 titik pukulan) & olahraga beladiri lainnya (4 titik pukulan & tendangan). Selain mengandalkan teknik pukulan (chok) & tendangan (tae), muay thai juga menggunakan serangan siku (tee sok), lutut (tee kao) & pertahanan dorongan kaki (teep).

Serangan lutut muay thai terbukti berpotensi paling merusak daripada tendangan sisi karate, tendangan terbang ganda China & tendangan belakang berputar taekwondo versi Fight Science TV AS.

"Siapa pemenang?"

"Tak ada. Kami sama-sama sepakat untuk mundur tanpa kalah maupun menang"

"Bagaimana pukulan boxing muay?"

"Itu kelebihan mereka. Meskipun taekwondo punya teknik tendangan (chagi) mematikan tapi lemah pada pukulan. Sekarang para atlet taekwondo diajarkan teknik pukulan (jireugi), tusukan tangan kosong (chireugi) & sabetan anggota gerak kosong (chigi). Bahkan pakai senjata tajam seperti sabetan pisau (mok chigi) untuk mengikuti perkembangan"

"Pernah melawan ahli bela diri lain?"

"Ya. Lawan saya di babak final, seorang pemegang medali perak taekwondo. Pemenangnya akan mewakili Negeri I ke Sea Games"

"Oh ya?"

"Pengalaman bertanding apalagi di tingkat dunia juga sangat berpengaruh memenangkan pertandingan. Di ronde akhir dari 3 babak, saya terkecoh oleh taktik lawan. Sebenarnya 2 ronde awal, saya sudah menang angka. Namun di sisa menit terakhir dimana kemenangan sudah di depan mata, dia pura-pura lemah & sengaja membuka pertahanan. Saya terpancing ingin segera menjatuhkannya menggunakan tendangan cangkul (deolo chiki). Namun sebelum mengenai sasaran, dia tiba-tiba melayangkan tendangan melingkar (dolyo chagi) ke arah kepala dengan sangat cepat"

"Jatuh?"

"Pingsan"

Saya menelan ludah. Di beberapa video youtube pertandingan taekwondo, saya dibuat kagum dengan serangan tendangan cantik yang bisa sampai membuat KO pihak lawan.

Doi pernah beberapa kali mewakili Provinsi ST untuk mengikuti PON. Ikut pelatnas taekwondo di Jakarta selama 1 tahun dengan gaji per bulan diatas rata-rata.

"Benarkah silat menyerupai kungfu?"

"Tendangan taekwondo malah lebih mirip kungfu. Silat lebih bersifat seni"

"Kempo bagaimana?"

"Kunciannya amat berbahaya"

Mungkin inilah yang disebut teknik juho pada kempo yang berfokus pada kuncian, elakan & bantingan. Mesti diikuti teknik jatuhan untuk mengurangi risiko cedera otot & tulang.

Bravura 1

Kesempatan baik bertanya tentang berbagai aliran bela diri, teknik, kelebihan & kekurangan termasuk Mixed Martial Arts (MMA) bersama seorang praktisi Gojukai (Gojuryu Karate-Do Indonesia) Sabuk Hitam Dan 2 di Kota P.

Gojuryu merupakan salah satu gaya karate utama selain shotokan, shito-ryu & wado-ryu. Beberapa aliran besar karate lainnya seperti kyokushin, shorin-ryu & eechi-ryu. Semuanya berasal dari negeri Jepang.

Aliran karate yang diciptakan oleh Chōjun Miyagi ini memadukan teknik keras (Gō) & lembut (jū). Gō mengacu pada teknik tangan tertutup atau serangan lurus sedangkan jū mengacu pada teknik tangan terbuka & gerakan memutar.

Lima bersaudara, semuanya pemegang sabuk hitam (yudansha) Gojukai. Keseluruhan anaknya juga berlatih aliran karate tangan kosong ini. Benar-benar keluarga besar karateka yang fanatik.

"Karate bersifat umum, semua teknik dipelajari tapi tidak bersifat spesifik. Tendangan (chagi) khusus pada taekwondo. Bantingan & lemparan (nage waza) pada yudo. Kuncian pada gulat. Latihan & teknik black panther & kempo lebih keras daripada karate. Jika terjatuh, teknik paling cepat mengalahkan lawan adalah kuncian yang dominan ada pada gulat," jelasnya sambil makan kue lebaran. Disebelahnya ada minuman dingin sirup markisa.

"Gulat lebih efektif mengalahkan lawan?"

"Saya perhatikan pada pertandingan gulat,  sesama pegulat juga butuh waktu yang sangat lama dengan energi yang sangat besar untuk saling mengalahkan," jawabnya.

@@@@@@@@@@@@@@@@@

Dua tahun kemudian ...

Tak disangka, menyambangi dojo kempo di Daerah M. Awalnya, dikira tempat latihan karate. Belasan orang sedang latihan disaat kami berempat masuk ke ruangan yang tak seberapa luasnya itu.

"Boleh bergabung?" tanya Bunga Sakura.

"Silahkan," jawab senpai bersabuk cokelat, pemimpin latihan sore itu.

Z & Z lalu ikut latihan tanpa pemanasan terlebih dahulu. Dua hari sebelumnya, dogi kami beli di sebuah toko India Pakistan dekat Pantai L di Kota M. Belakangan baru ketahuan bahwa baju karate & baju kempo sedikit berbeda.

Mendengar kata kempo, saya teringat dengan pengalaman masa lalu ketika mengambil ekstrakurikuler saat masih mahasiswa. Kami diajari oleh senior bagaimana dasar-dasar teknik kempo dalam beberapa kali pertemuan.

Ada sedikit perbedaan teknik tangkisan dengan gojukai. Menangkis pakai otot yang diregangkan. Tentu ini mengurangi rasa sakit & risiko cedera daripada menangkis pakai tulang. Ada juga teknik jatuhan yang cukup ngeri saya lihat saat itu.

Sementara gojukai lebih banyak memiliki jenis jurus (kata) & relatif lebih bisa bertahan lama untuk pertarungan atas karena lebih dominan mempunyai teknik latihan pernapasan (sanchin). Ini kesimpulan sementara saja.

Sejam kemudian, masuklah seorang senpai bersabuk hitam. Rupanya, doi pimpinan dojo disini. Sekilas tak tampak dia ahli bela diri, sebagaimana pengakuannya seketika pada latihan di suatu hari. Siapa sangka, doi menyimpan kemampuan tingkat tinggi bela diri kempo yang keras. Seringkali tampilan hanyalah bersifat menipu, guys.

Di akhir latihan, kami berkenalan & kembali minta izin untuk ikut latihan rutin dibawah bimbingannya. Salah satu upaya meningkatkan imun di masa corona.

Pada latihan selanjutnya, senpai memperkenalkan berbagai teknik kuda-kuda (kamae), pukulan (zuki), tendangan (geri) & tangkisan (uke). Kempo memiliki 2 jenis teknik yaitu goho (keras) & juho (lunak). Mungkin teknik bantingan, kuncian, tangkapan & lemparan yang tampak lebih keras itu akan diajarkan pada tingkat lanjut.

"Gerakan kempo seperti gerakan anak lonceng (furiko)," kata senpai sambil memperlihatkan liukan badan yang memindahkan berat badan untuk mengelak menyerupai denting lonceng besar di kuil-kuil Jepang.

Kembali saya teringat dengan sebuah kuil tua, Aoshima Shrine, saat mengunjungi Aoshima Island di Prefektur Miyazaki. Ya. Kempo berasal dari kuil Shorinji di Kota Tadotsu Jepang.

"Pendirinya Doshin So. Beliau mantan serdadu yang desersi meninggalkan pasukannya ketika Jepang masih menjajah Manchuria China," kata senpai.

"Apa alasannya? Tak setuju penjajahan?"

"Itu salah satunya," jawab senpai.

Sabtu, 03 Juli 2021

Peradilan 1

Dia pasien yang kedua dari terakhir. Berusia diatas 50 tahun. Uban putih tumbuh dominan di atas kepala. Berbicara cepat tanpa olah vokal yang baik.

"Bapak kerja dimana?"

"Kantor pengadilan agama sebagai hakim"

"Kasus sengketa apa yang terbanyak?"

"Perceraian"

"Benarkah lebih banyak cerai gugat daripada cerai talak?"

"Ya"

"Penyebab?"

"Tak dinafkahi, perselingkuhan & KDRT"

"Apakah ada pengaruh corona dengan peningkatan perceraian?"

"Sebelum corona, angka perceraian sudah sangat tinggi"

Saya lebih mendekat kepadanya demi mencapai jarak lebih pas. Usaha memfilter vokal suara yang kurang jelas. Ditambah lagi adanya masker, penghalang gelombang suara yang menggetarkan tulang-tulang pendengaran.

"Sekarang ada kecenderungan makin maraknya kasus perkawinan di kalangan remaja. Sengketa yang tak bisa dimediasi KUA, dialihkan & didispensasi kepada kami," ungkapnya.

Saya teringat perkataan seorang aktivis perempuan di suatu wawancara TV swasta tentang keprihatinan kasus serupa. Anak sekarang lebih cepat dewasa karena tontonan & pergaulan bebas sementara batas usia nikah makin diperlama.

"Saat ini, berapa umur anak versi pengadilan? Kami di medis, pasien anak dianggap sampai 18 tahun kurang 1 hari"

"Minimal 19 tahun"

"Setahu saya dahulu, usia anak ditetapkan sampai 16 tahun, kenapa sekarang bisa berubah lebih lama?"

Ini tidak sesuai dengan fakta, potensi & kecenderungan perilaku sebagaimana pernyataan aktivis perempuan diatas.

"Itu tergantung kebijakan Mahkamah Konstitusi. Biasanya, jika pimpinan berganti maka berubah pula aturan"

Mestinya batas usia nikah lebih dipercepat atau minimal dipertahankan dengan memperbaiki faktor-faktor penyebab & pemicu seperti ekonomi, kebijakan politik, pendidikan & mengatur batas-batas pergaulan berdasarkan syariah Islam.

Sejak Zia Gokalp (1875-1924) mempopulerkan sekulerisme di Khilafah Ustmaniah dengan hasil bubarnya negara Islam warisan nabi itu & lahirnya banyak negara bangsa, kita masih sangat merasakan berbagai dampak ketimpangan termasuk pada pengadilan beserta prahara otak-atik batas usia anak.

"Meskipun menurut Islam, dia sudah terkategori dewasa tapi hukum positif masih menganggapnya sebagai anak"

"Apa efeknya?"

"Dia tak berhak memiliki surat keterangan dari negara.  Surat itu penting digunakan untuk keperluan administrasi lainnya"

Pada kasus lain, mungkin ini disebut perkawinan dibawah tangan alias nikah siri.

Bisa dimengerti kenapa kasus pacaran & seks bebas, perkawinan & perceraian dini serta dispensasi pernikahan meningkat tajam. Berbagai aturan turut serta menambah terbukanya pintu-pintu kesempatan sekaligus menyenggol sistem syariah.

Pasien itu memperbaiki posisi duduk menghadap kedepan sehingga suaranya lebih mudah terdengar.

"Pengadilan agama juga hanya mengurusi kasus perdata. Kasus pidana milik pengadilan negeri," jelasnya.

Perdata masih mengambil sebagian hukum Islam. Beda dengan pidana. Ini dimulai pada era reformasi Tanzimât (1839- 1876). Di negara +62, sejak masa kolonial sehingga tak heran hukum pidana penjajah Belanda masih dominan diadopsi menjadi hukum positif.

"Apakah pernah perkara pidana memakai hukum Islam?"

"Di Indonesia? Belum. Hukum rajam & potong tangan cuma diterapkan di Malaysia & Arab Saudi"

Seorang Pemetik Harpa pernah berkata bahwa hukum Islam buat sebagian orang dipersempit hanya seputar rajam & potong tangan. Penyimpangan penerapannya lalu digoreng & dibesar-besarkan sehingga terkesan kejam & tak manusiawi.

Padahal banyak intan permata Islam, masih terpendam di alam bawah sadar yang belum terungkap bagi sebagian besar orang. Harta berlian yang menggambarkan bagaimana Islam sebagai rahmatan lil alamin.

Malaysia & Arab Saudi oleh sebagian warga +62 masih menganggapnya sebagai negara Islam. Orang luar juga kemungkinan besar mengira Indonesia merupakan negara Islam. Wajar sebagai efek psikologi sosial.

Pengamatan teliti beserta pendalaman dalil naqli membuktikan bahwa ketiganya belumlah memenuhi syarat-syarat itu. Lebih tepat kita namakan saja sebagai negeri Islam, bukan negara Islam, sebagaimana negara2 mayoritas muslim lain.

Jumat, 11 Juni 2021

BUMN 2

Inilah kali kedua, saya berkunjung ke rumahnya di sebuah cluster perumahan dalam kompleks BTN Kota M. Berlebaran di perkotaan, pengganti mudik kampung yang terlarang karena risiko penularan covid 19.

Awalnya tak tertarik ikut diskusi bersama tamu orang. Namun karena tidak ada pejantan tangguh sebagai teman cerita & adanya desakan Bunga Sakura, terpaksalah saya pergi ke teras depan. Duduk manis sambil mendengar gosip mereka bertiga.

Pembicaraan tentang seorang teman kantor yang masuk IsLam. Tertunda nikah karena surat cerai belum ada. Wanita itu telah berpisah dari suami sebelum muallaf. Tak ada istilah perceraian kecuali pisah karena kematian.

"Proses surat cerai sangat lama & mungkin tak ada. Izin pernikahan juga lebih lambat pada agama sebelumnya," ujar tuan rumah. Dia persilahkan mencicipi kue lebaran. Tersedia beberapa botol sprite & fanta, minuman yang sudah lama tak saya telan.

"Adakah hubungannya dengan istilah nikah & kawin?"

Seringkali kedua diksi itu saya dengar berbeda makna ketika bertugas di pedalamam Papua.

"Ya. Mereka kawin dahulu pakai adat lalu menikah belakangan setelah surat nikah terbit," jelas tamu 1. Dia pernah bertugas selama 8 tahun di Sorong, ibukota Papua Barat, sebagai kepala kantor cabang.

"Solusinya bagaimana?" tanya tamu 2 sambil meletakkan gelas berisi minuman bersoda. Dia berusia paling muda.

Ketiga lelaki itu sama-sama bekerja di kantor BUMN di Kota M. Tamu 1 baru-baru ini ditarik kembali ke Kota M menjadi karyawan biasa. Semakin mempersempit jarak LDR-an dengan isteri, suatu keputusan pembawa hikmah.

"Mestinya dia bisa menikah secara Islami," jawab tamu 1. Dia punya pemahaman keislaman yang lebih daripada 2 temannya. Konon banyak mengisi waktu luang di kantor dengan belajar Islam online secara otodidak.

"Bagaimana dengan paham pluralisme?"

Isme ini mengklaim semua agama harus sama. Tak boleh ada suatu agama mendominasi agama lainnya. Jika paham asing ini dipakai pada kasus ini maka masalah tak akan pernah terpecahkan.

Sementara itu, menurut banyak muallaf, diantaranya Irena Handono, Felix Siauw,
drg. Carissa Grani, MM., AAAK, Yonatan Nandar, agama itu sebenarnya tak sama.

Tentu saja, mereka yang lebih tahu perbedaan antar kedua agama sehingga rela beralih kepada agama baru dengan kesadaran sendiri setelah serius belajar hingga bertahun-tahun.

Menurut mereka, Islam bukan sekedar agama melainkan juga "way of life", memuat aturan menyeluruh dalam berbagai sendi kehidupan. Istilah kerennya, ideologi.

Pernah saya baca di Tafsir Ibnu Katsir QS al-Baqarah ayat 4, para muallaf dari ahlul kitab akan memperoleh 2 pahala karena membenarkan kitab suci otentik agama sebelumnya & meyakini ajaran Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW.

"Banyak umat Islam saat ini hanya mendalami ilmu fiqih daripada ilmu hikmah," kritik tamu 1. Tokoh idolanya Profesor ASY alias BS yang dominan bercorak tasawuf & agak terpengaruh paham liberalisme termasuk tafsir al-Quran metode hermeneutika.

"Fiqih apa yang anda maksud? Contohnya apa? Karena fiqih bersifat kasuistik." Saya cukup gelisah dengan simpulan identifikasi yang bersifat generalisasi.

Dia datang bersilaturahmi kemari merupakan buah dari pemikiran fiqih. Selintas, perkataan tak sesuai dengan kenyataan, alias tak nyambung.

Dia berpikir sejenak lalu berkata, "tak sedikit orang hanya mendalami sholat tapi melupakan perkara sosial."

"Namanya fiqih sosial, Islam selain membahas fiqih ritual seperti sholat, juga membicarakan perkara sosial bahkan urusan kenegaraan. Terakhir ini disebut fiqih daulah."

"Kita mesti lebih mengutamakan rasa cinta dalam pergaulan bahkan kepada semut sekalipun. Berikan mereka makanan!" tamu 1 menoleh ke sisi kiri. Pandangannya tertuju pada gerombolan semut merah berjalan beriringan dibalik kayu.

"Bagaimana dengan nasib banyak pengemis, pengamen & pak ogah di pinggir jalan?"

"Siapa paling bertanggung jawab?" tanya tuan rumah.

"Jawabannya negara jika paham fiqih daulah."

Laki-laki dewasa wajib bekerja & menanggung keluarganya. Jika tak mampu maka beralih ke ahli waris. Bila masih tak mampu maka negara tumpuan terakhir.

Senin, 24 Mei 2021

Mr. Beetle 3

Sesampai di rumah Bunga Mawar, kami disambut tuan rumah beserta tetangga terdekat. Mereka semua masih satu keluarga, om, tante, paman & bibi.

Setelah menghela napas sejenak, juru bicara keluarga membuka acara di ruangan tamu. Bertanya maksud kedatangan kami.

Kembali Pemetik Harpa memainkan senar lalu bersyair.

"Ada setangkai Bunga Mawar. Wanginya tercium hingga Kota Kendari"

"Jadi kedatangan kalian, ingin meminang anak kami?"

"Seorang kumbang ingin memetiknya"

"Kami semua disini masih punya kegiatan lain. Sekarang sudah hampir siang. Apakah Anda ingin melamar?"

"Ya, begitulah"

Tuan rumah rupanya tak terbiasa berbahasa puitis. To the point saja. Sementara Pemetik Harpa, entah bagaimana, berlagak bak penyair romantis di komunitas kampung Takalar.

Saya perkirakan kesepakatan uang panai akan alot karena latar belakang pemahaman keluarga. Akan ada berbagai syarat yang lebih memberatkan akad nikah.

Emas 7 gram sebagai mahar, uang panai 50 juta & erang-erang senilai 3,5 juta. Mahar milik isteri, uang panai biaya walimahan. Erang2 untuk keperluan isteri seperti tas, kosmetik, perlengkapan mandi, CD sampai BeHa, guys.

Setelah bersepakat, tiba-tiba orang tua di depan, berkata, "masih ada ekornya, bawa beras"

Saya melirik ke Pemetik Harpa. Dari tadi sibuk pencet2 hp. Teramat santai tanpa beban.

"Bagaimana cara bawanya dari tempat jauh di Tenggara?" Belakangan saya baru tahu, ini termasuk penolakan halus.

"Seberapa saja karena adat," kata orang tua itu lagi.

Bapak yang paling ngotot ini, kepala sekolah TK, om Bunga Mawar. Tetangga dekat di seberang jalan depan rumah.

Pemetik Harpa terdiam sejenak lalu berkata, "baiklah! 1 karung beras"

"Sudahkah disepakati keluarga wanita?" tanyaku setengah berbisik.

"Biasanya iya"

Saya kuatir, permintaan terakhir ini tidak mewakili, spontanitas saja. Namun Pemetik Harpa mengiyakan tanpa pikir panjang karena alasan penghormatan.

Acara pelamaran berlangsung cukup singkat tanpa tawar-menawar harga diri wanita sebagaimana dugaan awal. Pengalaman kedua melatto'kan pencoblangan rekayasa cinta Bunga Sakura.

Risiko pernikahan dominan adat, biasanya banyak embel-embel & syarat-syarat yang malah memberatkan. Diembedkan masuk ke dalam suatu perjanjian yang sebenarnya tak disunnahkan.

Tapi selama syarat itu tak melanggar hukum syara', saya rasa tak mengapa disepakati untuk dijalankan. Misalnya erang-erang, itukan hanya membawa barang-barang tambahan yang status hukumnya mubah.

Sedikit berbeda jika pernikahan dominan Islami. Kedua belah pihak termasuk keluarga sama-sama paham sehingga pernikahan cenderung dimudahkan.

Biaya pernikahan murah lebih utama.
Pajoge', candoleng-doleng, erang-erang & acara adat lainnyaeee ... tak ada. Lebih praktis! Walimahan juga terpisah antara pengantin & undangan laki-laki & wanita.

Saya teringat dengan pelamaran Jeng Muda di Maros, disini tak ada penampakan kepala desa & KUA.

"Oh itu beda lagi," kata Pemetik Harpa santuy.

Singkat cerita, di perjalanan pulang, saya bertanya kepada Pemetik Harpa, biang keladi perjodohan 100 pasang jombloH.

"Sesuai pengalaman, uang panai paling murah & paling mahal berapa?"

"7 juta & 100 juta"

"100 juta itu dari keluarga pejabat yang dihadiri bupati. Pernikahannya Islami."

"Bisakah pelamaran tak lanjut ke pelaminan?"

"Bisa. Di daerah E, laki2 yang saya bantu tak jadi menikah karena orang tua wanita rupanya punya calon lain."

"Pernahkah menikahkan janda?"

"Pernah 4 kali"

"Bagaimana biaya hidup anak2? Apakah ditanggung suami baru?" tanya Bunga Sakura.

"Ya"

"Tapi menurut syariah, itu kewajiban bapak biologis?" protes Bunga Sakura.

"Iya benar. Kenyataannya di banyak kasus, beralih menjadi tanggung jawab bapak tiri karena tak paham atau tak mampu. Karena itu sebelum menikahi janda, mesti tanya juga berapa anaknya."

"Bagaimana dengan uang panai?"

"Bagusnya, nilai mahar lebih dibesarkan daripada uang panai karena mas kawin menjadi harta milik isteri sedangkan uang panai akan habis percuma setelah acara"

"Saya dengar, uang panai ada yang berasal dari pinjaman ribawi bank"

"Namanya isteri cicilan," dia tersenyum.

Selasa, 04 Mei 2021

Padi 4

Kisah Nabi Yusuf AS mencontohkan bagaimana pentingnya suatu negara memiliki ketahanan pangan. Sebelum ancaman kekeringan benar2 datang, beliau sudah mengantisisapinya dengan aturan & kebijakan khusus.

Menggenjot produksi gandum selama musim hujan 7 tahun berturut-turut sehingga kuantitas produk bisa terjamin tetap eksis pada kondisi terburuk.

Mengadopsi teknik memetik gandum dengan tangkai sehingga kualitas rasa komoditas pangan mampu bertahan lama secara alamiah.

Menyimpan dalam lumbung gandum yang dibuat khusus dengan memberikan paparan suhu & kelembaban yang sesuai sehingga ini barang mampu berusia lebih panjang.

Selain produksi, distribusi pangan pokok menjadi atensi Nabi Yusuf AS. Kombinasi penukaran, jual beli, subsidi gratis warga misqueen & pencegahan monopoli gandum horang kaya. Ini sebagai jaminan konsumsi kebutuhan bahan pokok setiap warga negara, orang per orang.

Ada konflik antara kaum rohaniawan penjaga kuil VS penguasa Negeri Mesir plus Nabi Yusuf AS, seorang politikus handal & begawan ekonomi. Atas nama Tuhan adalah modus utama pemuka rohani menyedot kekayaan & memperkaya diri sendiri.

Penguasa Mesir saat itu menjadi objek dakwah hingga membenarkan ajaran tauhid lalu mengikuti Syariah yang dibawa Nabi Yusuf AS.

Meskipun kekeringan melanda 7 tahun berurutan, kekayaan negara tetap surplus sehingga komoditi sebagian dijual ke penduduk negeri tetangga, termasuk wilayah Kan'an, lokasi dakwah Nabi Ya'kub AS, ayah kandung Sang Nabi Ganteng.

Bagaimana dengan Syariah Nabi Muhammad SAW. dengan kondisi kekinian?

Setiap Nabi & Rasul mengajarkan tauhid namun memiliki syariah berbeda. Hambatan, tantangan & ancaman juga tak sama di setiap masa.

Kita merupakan pengikut ajaran tauhid Nabi Yusuf AS & Nabi Muhammad SAW namun hanya aturan syariah yang dibawa nabi terakhir, menjadi standar perbuatan setiap muslim.

Di masa sekarang pasca revolusi industri, dunia mewarisi ajaran Adam Smith, bapak ekonomi klasik kapitalisme & Karl Marx-Friedrich Engels, tokoh
sosialisme ilmiah.

Negara maju yang menerapkan ideologi ini tlah teruji mampu melahirkan berjubel produk teknologi & informasi sesuai kemajuan zaman. Revolusi industri berawal dari revolusi berpikir.

Kesuksesan produksi tak sejalan dengan distribusi. Banjirnya produk tak lantas bisa dinikmati setiap orang, terutama kebutuhan primer termasuk gandum & padi.

Ketimpangan distribusi kekayaan secara kualitatif bisa tergambar dari Koefisien Gini, ukuran kesenjangan antara pendapatan & kekayaan.

Indeks Gini berkisar antara 0 sampai 1. Bernilai 0 berarti pemerataan sempurna. Berbobot 1 berarti ketimpangan benar2 paripurna. Kurang 0,3 ketimpangan rendah, antara 0,3-0,5 moderat & lebih 0,5 tinggi.

Prinsip Pareto 20 : 80, artinya 20% horang terkaya memiliki 80% semua pendapatan penduduk, menghasilkan Rasio Gini minimal 0.6 (60%).

Pernyataan 1% seluruh populasi memiliki 50% semua kekayaan dunia. Berarti Gini Index minimal 0.49 (49%).

Bagaimana kekayaan menumpuk di suatu negara?

Tokoh kapitalisme mengajarkan kepemilikan individu. Lahirlah banyak korporasi swasta termasuk perusahaan tambang dari negara demokrasi tipe penjajah. Buka cabang di negara demokrasi tipe terjajah.

Penggagas sosialisme termasuk komunisme menyerukan kepemilikan negara. Ramai dibentuk BUMN atau perusahaan berkamuflase swasta namun menginduk ke negara lalu berekspansi ke negara demokratis terjajah.

Akibatnya, APBN negara2 koloni modern menjadi anjlok & selalu defisit. Belum lagi jebakan utang berbunga & lemahnya ketahanan moneter.

Penguatan moneter berbanding lurus dengan jumlah aset emas & perak serta berbanding terbalik dengan kuantitas cetakan uang kertas tanpa backup logam mulia (fiat money).

Di era Orde Baru, 70-80% pendapatan Negara I berasal dari pengelolaan kekayaan alam & 20-30% pajak. Pasca reformasi, disulap menjadi 70-80% pajak & 20-30% kekayaan alam. Korporasi swasta menang banyak!

APBN sehat bila mengalami surplus dimana pendapatan lebih besar daripada belanja dengan jaminan kesejahteraan, minimal makanan pokok & kebutuhan primer, setiap orang & bukan stuck di angka rata-rata.

Sabtu, 01 Mei 2021

Padi 3

Di rumah lama, saya bersilaturahim dengan seorang pejabat pertanian di Kota M. Dialah kepala kantor andalan, lulusan S3 pertanian dari sebuah perguruan tinggi negeri terkeren sejagat Indonesia Timur.

"Bagaimana pendapat Anda terkait penggunaan tanaman bunga matahari & bunga kosmos untuk mengembalikan kesuburan tanah pertanian?"

"Belum tahu. Cara itu tidak diadopsi di pertanian sini. Kita masih mengandalkan penggunaan 3 pupuk, urea, TSP & KCl"

Saya menceritakan pengalaman singkat melintasi himawari no sato saat berada di Miyazaki Jepang. Kilauan bunga matahari seakan tersenyum hangat menyambut gerombolan pesepeda tangguh dari negeri asing yang jauh. Saya, Bunga Sakura, Profesor AndalanG, Jeng Shopping & Jeng Muda.

"Benarkah pupuk kimia sintetis menurunkan kualitas kesuburan tanah dalam waktu lama?"

"Sepertinya tidak jika ke-3 pupuk tadi dipakai semua. Praktek di lapangan, seringkali petani hanya menggunakan 1 jenis pupuk. Itu akan berisiko mempengaruhi kualitas tanah."

Makanan pokok masyarakat Jepang, sama dengan orang Indonesia, nasi. Bedanya ada di lathi. Beras Jepang terkenal dengan tekstur yang pulen, bersih & harum.

Berpenampilan gembrot daripada beras kita. Beras jangkung India Pakistan, briyani juga kalah banyak enaknya daripada Japonica Rice.

"Tanpa lauk sekalipun, makan nasi Jepang masih terasa nikmat," rekomendasi sensei lokal di kantornya di Kabupaten KK, sebelum saya berkunjung ke Negeri Sakura.

Beras Jepang akan diolah menjadi uruchimai & mochigome. Uruchimai adalah makanan pokok orang Jepang. Mochigome dipakai untuk membuat mochi & hidangan khusus  seperti sekihan, nasi yang dimasak dengan kacang merah.

Pemanfaatan bunga tak semua tempat memakainya. Prefektur lain di Jepang, mereka juga masih menggunakan pupuk sebagaimana di negeri I. Hanya teknik pengolahan tanahnya sedikit beda.

Ada satu pertanyaan kronis yang terngiang-ngiang bila makan nasi dari beras baru.

"Kenapa slalu lebih enak daripada beras lama?"

"Beras untuk konsumsi bisa disimpan sampai 3 bulan agar aroma & nutrisi masih bertahan baik. Lama gabah untuk bibit lebih bagus hingga 6 bulan"

"Adakah hubungannya antara ketahanan rasa dengan teknik panen?"

Saya menceritakan secara singkat serial kisah Nabi Yusuf AS dari channel youtube. Saya merasa bersalah, amat telat & abai menontonnya hingga saya & Bunga Sakura tiba-tiba bersamaan sakit aneh di suatu malam.

Lalu teringatlah mimpi tentang Nabi Yusuf AS berada disisi Nabi Muhammad SAW. Keduanya berdiri & tersenyum lalu memperkenalkan diri. Mimpi tak biasa itu terjadi sekitar 6 tahun lalu ketika bertugas sebagai dokter PTT di sebuah pulau "tepi dunia" di Kabupaten Kepulauan S.

Berhari-hari saya melihatnya, kadang begadang, sampai selesai. Rupanya, banyak kisah teladan disana. Termasuk bagaimana cara beliau mengantisipasi ancaman paceklik selama 7 tahun berturut-turut karena musim kemarau & keringnya Sungai Nil di Negeri Mesir.

Nabi Yusuf AS menyarankan disaat panen, agar biji-bijian gandum tidak dipisahkan dari tangkainya sehingga mampu bertahan lebih awet. Bulir gandum itu lalu disimpan dalam lumbung gandum khusus yang dibuat tinggi menjulang.

"Adakah hubungannya dengan daya tahan & cita rasa padi?"

"Mungkin saja. Orang-orang dahulu sebelum adanya mesin panen padi, pengetaman gabah selalu dengan tangkai. Sekarang, pemotongan jerami seperti itu, tidak ada lagi yang melakukannya. Petani tak perlu lama menyimpan beras karena sesaat setelah gabah digiling, biasanya pedagang sudah berebutan membelinya."

Jawaban sama juga diberikan seorang petani padi di Daerah T.

Ada sebuah merk dagang kurma, Palm Fruit, import dari Negeri Tunisia. Paket kurma beserta tangkai dalam kemasan kotak. Lebih mahal memang namun kualitasnya premium & jauh lebih enak daripada kurma kebanyakan.

Adakah hubungan antara kualitas beras dengan teknik pemotongan padi beserta tangkainya? Tantangan penelitian para ahli pertanian untuk membuktikan.

Allah SWT. berfirman :

"Sesungguhnya ada beberapa tanda-tanda kekuasaan Allah pada (kisah) Yusuf & saudara-saudaranya bagi orang-orang yang bertanya." QS. Yusuf (12) : 7.

Padi 2

Ada keprihatinan akan trending penurunan lahan pertanian. Cetak sawah baru tak sebanyak dengan alih fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman. Pertumbuhan minus. Lahan-lahan produktif berubah menjadi benda-benda konsumtif.

Ini berisiko kepada penurunan ketersediaan beras sebagai bahan makanan kebutuhan pokok di banyak negara termasuk Negeri I. Namun kesedihan ini seakan diabaikan dan malah dibaca sebagai peluang bisnis oleh sepasang mata dolar para importir beras.

Pada suatu hari di Daerah T, saya bersilaturahim dengan Pak Daeng, seorang petani polos, amanah & jujur.

"Apakah petani sekarang masih bisa untung?" tanyaku gelisah.

"Ya," jawabnya mantap.

Kami berdua lalu berhitung perkiraan laba bersih petani rata-rata per 1 hektar sawah.

"Hmmm. Lumayan buat tambahan income rumah tangga keluarga," celotehan lidah yang meleleh.

Biasanya, kebiasaan orang berpikir pendek dan tak mau repot, lebih suka menjual aset daripada mengelolanya menjadi lahan hidup.

"Berapa harga tanah sawah jika dijual?"

"Mahal, milyaran"

"Eh, busyet juga itu barang"

Di Kota M, saya berdiskusi dengan seorang pejabat pertanian, lulusan S3. Dia mengatakan bahwa petani sekarang lebih enak karena banyak subsidi dari negara misalnya bibit, pupuk dan alat-alat pertanian.

Tentang persawahan, teringat kembali pengalaman berada di Miyazaki Jepang, sebelum datangnya serangan virus corona.

Setelah berbelanja di sebuah konbini, saya, Bunga Sakura, Jeng Muda, Profesor AndalanG & Jeng Shopping melintasi himawari no sato dengan naik sepeda ala Jepang.

Berdiri beberapa greenhouse berisi bibit padi. Disekitarnya bertebaran tanbo namun yang tumbuh bukan padi tapi bunga matahari. Bunga kembang kuning mekar berseri.

"Berguna mengembalikan kesuburan tanah," kata Profesor AndalanG.

"Di prefektur sini, bunga matahari dan bunga kosmos ditanam petani sebelum musim tanam berikutnya," ujar Jeng Shopping.

"Bunga matahari diambil bijinya untuk industri makanan ringan, kwaci matahari," tambah Bunga Sakura.

Seperti biasa, Jeng Muda berada paling belakang, tampak kecapaian mengayuh sepeda namun masih sempat ambil foto dan bikin video.

Sebelum berangkat ke Jepang, saya menemui seorang sensei lokal di Kabupaten KK. Dia berkata bahwa petani Jepang seperti layaknya orang kantoran, pakaiannya bersih-bersih.

Pertanian di Jepang menjadi kiblat utama agraria Negeri I. Banyak peserta magang dikirim kesana. Bukan mengandalkan rasa ikhlas semata tapi mereka juga tawwa sudah menerima gaji bulanan sebagai pekerja (ajir) dari pemilik lahan (musta'jir).

"Bagaimana bentuk pengelolaan persawahan disini?"

"Pemilik lahan dan petani penggarap bersepakat bagi hasil misalnya 50 : 50. Sebagian lagi pemilik lahan rela menerima berapapun karung beras semau-mau petani penggarap," jawab Pak Daeng.

"Apa yang terjadi?"

"Petani banyak melakukan kecurangan, tak sesuai bagi hasil atau jumlah karung beras dilebihkan buatnya"

"Oh ya?"

"Kadang-kadang petani penggarap tak dapat untung bahkan mengalami kerugian"

Di Kota P, saya dengar seorang pemilik lahan punya keinginan mengelola sendiri sawah tanpa melibatkan petani penggarap. Alasannya, petani penggarap selalu menang banyak.

Sepengetahuan saya, tak boleh akad kerjasama antara pemilik lahan dengan petani penggarap padi berdasarkan bagi hasil (akad muzara'ah).

Alasannya, padi bukanlah jenis tanaman muzara'ah yang boleh dibagi hasil panennya. Muzara'ah dengan bagi hasil boleh pada jenis tanaman buah seperti mangga, durian, de-el-el dan tanaman petik misalnya daun teh.

Jenis keduanya masih menyisakan akar, batang dan tangkai untuk bisa berbuah atau berdaun lagi di musim panen berikutnya. Padi berbeda, tumbuhan ini merupakan jenis tanaman cabut.

Solusinya, petani penggarap dikontrak tenaganya sekian rupiah untuk suatu pekerjaan atau selama masa tertentu. Bukan main persenan melainkan pakai angka nominal.

Jika terjadi gagal panen maka tenaga petani (ajir) tidak sia-sia karena tetap dapat gaji dari pemilik lahan (musta'jir) sesuai kesepakatan. Seluruh biaya pengelolaan ditanggung musta'jir dan semua hasil panen (keuntungan) menjadi miliknya.

Jumat, 30 April 2021

Padi 1

Polos, amanah & jujur merupakan 3 karakter diri yang dominan selama masa perkenalan.

Kepolosan terdeteksi ketika seorang pejabat legislatif meminta untuk mengurus anak sulungnya menjadi PNS. Anggota dewan itu juga berkerabat dekat dengan bupati terpilih.

Sebenarnya Pak Daeng punya "kartu truf" karena dialah salah satu tim sukses andalan.  Namun tawaran girang itu ditolak karena belum memenuhi syarat lama pengabdian, minimal 5 tahun.

"Lama kerja masih 4 tahun"

"Kenapa tak dicoba saja? Peluang lulus sangatlah besar."

"Mungkin tapi takut jika nanti ada orang lain yang mempersoalkan. Nama pejabat pilihan saya bisa ikut tercemar."

Terkenal bekerja tanpa pamrih. Pastilah amat disukai pihak yang butuh dukungan suara terutama menjelang pemilihan demokratis. Beban dana konstituen akan berkurang drastis sehingga kontestan pemenang bisa lebih fokus mengurus "bisnis besar" & pengeluaran "tak terduga" lain.

Wajahnya yang tirus memandang ke depan rumah.

"Jalan itu hasil dari dukungan saya beserta keluarga besar di kampung ini. Awalnya dijanjikan uang tapi demi menghilangkan kecurigaan pembagian dana yang tidak adil, saya memilih untuk perbaikan jalan saja"

Pekerjaan utama, petani padi. Karena sifat amanah & kejujuran, seorang pengusaha sukses memberikan kepercayaan kepadanya untuk mengoperasikan traktor pertanian.

Traktor sawah buatan Tiongkok yang selalu terparkir di depan rumah itu disewakan kepada petani padi lain.

Pada suatu hari berdiskusi di rumahnya yang sederhana di Daerah T. Kami larut membicarakan masalah pertanian padi.

Ada 3 periode musim tanam padi dalam setahun. Musim tanam utama, gadu & kemarau. Masing-masing butuh waktu 3 bulan mulai tanam hingga panen. Berarti butuh waktu 9 bulan setiap tahun. Jeda 3 x selama total 75 hari sebelum masa tanam untuk persemaian benih padi.

Sumber pengairan berasal dari air waduk, sumur bor dan air hujan. Berbeda dengan keduanya, sumur bor tidak gratis. Ada biaya tambahan bahan bakar untuk menjalankan mesin pompa.

"Kami lebih memilih gas daripada bensin atau solar karena harga paling murah"

Mesin pompa kebanyakan beli sendiri. Sebagian berasal dari bantuan anggota dewan dengan harga miring setengah dari harga jual di pasaran.

Bibit padi sebagian berasal dari bantuan negara melalui Kementerian Pertanian yang disalurkan ke dinas pertanian & kelompok tani di daerah.

Saya kepo bertanya bagaimana kenyataan subsidi itu di lapangan.

"Tergantung kejujuran ketua kelompok tani mau memberikan semua atau hanya sebagian jatah kepada anggota," keluhnya.

"Berapa persen yang masih jujur?"

"Sekitar 10%. Saya lebih suka membeli sendiri bibit di pasaran daripada menunggu lama dengan jumlah & harga yang tak seberapa."

"Kenapa tak dilaporkan kepada penyuluh pertanian?"

"Salah sendiri, kenapa memilihnya?" dalih mereka.

"Bagaimana mungkin para anggota memenangkan ketua kelompok yang tak jujur?"

"Kami tak tahu sifat asli calon ketua. Biasanya, merekalah yang paling sering bicara & melakukan protes tapi setelah terpilih, kelakuannya sama saja."

Selain bibit, ada juga pupuk & alat-alat pertanian yang disubsidi. Namun tidak semua daerah & kelompok tani diberikan gratis. Sebagaimana dikatakan seorang pejabat pertanian di Daerah M.

Ada dugaan, sebagian ketua kelompok tani melakukan mark up, oknum pejabat mengambil sebagian hak petani baik berupa uang maupun barang untuk menutupi biaya kantor & kebutuhan hidup.

Seorang mantan bendahara pernah berkata bahwa kepala kantor seringkali pinjam uang demi biaya kuliah anak-anaknya.

Seorang pasien, anggota dewan Kabupaten LT, berucap di klinik, "Bagaimana bisa kami full memikirkan rakyat? Untuk pencalonan, kami harus keluarkan uang bermilyaran. Setelah terpilih, kami mesti memberikan limpahan dana kepada pemilih & keluarganya agar tak dianggap lupa diri. Belum lagi, banyaknya sumbangan termasuk untuk oknum mahasiswa, LSM & wartawan"

Di musim demokrasi, ekspektasi tak seindah realita, berisiko selalu benar. Seringkali pejabat hingga rakyat "terpaksa" tak jujur pada situasi tertentu. Malahan sikap terlalu jujur bisa berbahaya. Kesalahan sistemkah?

Minggu, 11 April 2021

Juragan 1

Dia pandai mengembangkan harta. Sejak pertama kali datang ke Pulau W sekitar 4 tahun lalu, saya seringkali melihatnya duduk lama membuat batako dan berdiri ceria menyemprot kendaraan.

Sesudah mengurusi 2 bisnis kecilnya itu, dia berpakaian sedikit rapi tanpa berdasi kupu-kupu, naik motor butut, tancap gas pergi menuju rumah sakit. Pekerjaan utamanya perawat.

Tangannya cekatan melakukan pekerjaan apa saja. Pandai bergaul & mudah diajak komunikasi. Kuat memegang prinsip & memiliki perencanaan matang terutama dalam bidang bisnis.

Pemikiran lebih terbuka. Pembelajaran dominan kinestetik. Kepribadian ekstrovert. Pandai mengamati bisnis top orang lain yang terbukti telah berhasil,  meniru lalu memodifikasinya.

Kemudian dia mencoba bisnis properti dengan membangun kamar kos-kosan. Setelah berdiri beberapa unit, saya mulai berani berinvestasi dengannya bermodalkan uang & kepercayaan.

"Saya senang tumbuh & berkembang bersama-sama dengan rekanan bisnis," ucapnya meyakinkan pada suatu hari.

Dia menyukai tawaran bisnis kerjasama model syariah. Akad Syirkah 'Inan & syarat-syaratnya sesuai dengan syariah Islam.

"Lebih adil," katanya.

Prosentase keuntungan sesuai kesepakatan dengan risiko kerugian ditanggung bersama.

Setelah berdiri semuanya, dia juga membangun 2 unit rumah sewa.

Tahun lalu dia berencana mencoba bisnis toko bangunan sehingga beberapa bulan dia mengorbankan dirinya nyambi kerja di toko bangunan tetangganya. Beli barang ke Kota K lalu membawanya ke toko bos di Pulau W.

Mestilah ada pengalaman kerja untuk memulai bisnis baru. Bukan modal asal nekat. Setelah dirasa cukup, dia berhasil mendirikan toko bangunan di awal tahun ini.

Seakan tak kehabisan akal, dia membeli mobil bekas buat bisnis sewa mobil lalu berkembang lagi menjadi jasa ekspedisi. Kini 2 unit truk terparkir di depan halaman rumah.

Perubahan nasib terasa amat cepat.

"Saya selalu menyelesaikan rencana lalu berpindah kepada rencana lainnya," ungkapnya.

Tangannya sangat ringan untuk berbagi rezeki. Salah satu ciri horang kaya.

"Agar cepat berhasil kita harus hidup royal. Kuat bagi-bagi dan lemah kali-kali bukan sebaliknya pintar kali-kali dan lemah bagi-bagi," rahasianya.

Dia rajin membicarakan bisnisnya setiap kali bertemu orang. Tanpa sadar, sebenarnya dia melakukan promosi paling efisien,  mouth to mouth.

Dua mobil ekspedisinya selalu penuh muatan dan bolak-balik Kota K dan Pulau W hampir setiap hari. Sepertinya bisnis terakhir ini paling girang karena sangat cepat mendatangkan keuntungan besar.

"Saya orang pertama Pulau W yang merintis usaha ekspedisi," klaimnya.

Dalam kapal ferry, saya berkata kepadanya, "waspadalah biasanya orang meniru & akan bermunculan kompetitor-kompetitor baru."

"Ia karena itu saya selalu menjaga kualitas pelayanan. Sebenarnya sudah ada orang lain yang mencoba tapi sepertinya gagal."

"Kenapa?"

"Dia mengabaikan keinginan pelanggan"

Terkait kompetisi bisnis, baru-baru ini saya mengatakan kepadanya bahwa menurut suatu penelitian marketing, 2 produk sama dari 2 perusahaan berbeda yang dipajang bersama-sama, itu malah akan mendatangkan calon pembeli 2 kali lipat daripada hanya menjajakan 1 produk sendiri-sendiri.

Secara psikologis, kasus pertama, calon pembeli akan berkata, "saya beli produk A atau B ya?" Sehingga hampir pasti ada salah satu produk yang terbeli.

Sedangkan kasus kedua, calon pembeli akan berkata, "saya beli produk itu atau tidak ya?" Sehingga kemungkinan tidak terbeli sangat besar.

Dia berasal dari selatan, sudah lama terbiasa hidup mandiri. Pernah merantau ke negeri M. bisnis jual beli barang kebutuhan sehari-hari di perbatasan M & I.

"Apa yang saya lakukan saat ini belumlah seberapa dengan kerasnya pengalaman disana," ucapnya.

"Ada rahasia perantau, jaga kepercayaan. Karena kalau sering menipu maka orang lain tak akan lagi mempercayai kita."

Pak Ali Murah berkomentar, "jarang ada orang yang mau berusaha seperti dia karena pekerjaan seperti itu memiliki risiko tinggi."

Besar di jalanan & bertemu dengan banyak orang dg situasi yang tak terduga. Tapi sepertinya Si Juragan sangat menikmatinya.

Rabu, 07 April 2021

Dingdong 8

Selepas jaga IGD, tak biasa makan agak larut malam. Semoga warung Pak Dingdong masih buka. Alhamdulillah, open.

Ketika suapan nasi ayam goreng terasa tertelan di kerongkongan, tanpa janjian, datanglah 2 wartawan yang sudah saya kenali. Mereka duduk di depan satu meja.

"Lama tak bertemu," dia tersenyum.

Sebelum corona merebak, selalu kami bersalaman namun kali ini tidak lagi. Hanya saling melempar senyuman dari balik masker.

Korannya berganti nama dan target pasarnya makin melebar. Bukan lagi skala kabupaten tapi kini meluas ke tingkat provinsi. Selain media cetak, kantornya berimprovisasi membuat media online.

Lulusan S2. Punya jaringan sangat luas sampai kepada pejabat sipil dan militer. Memiliki bakat kepemimpinan sehingga dipercaya menjadi ketua sebuah organisasi profesi kesehatan.

Kepribadian ambivert, pembelajaran dominan visual, rajin membaca dan menulis. Karya terakhirnya yang pernah beredar di WAG tentang kemajuan rumah sakit, amatlah terbaik.

Susunan kata berbobot tinggi, intelek dan berimbang. Dia bukan wartawan kaleng-kaleng. Memiliki sertifikat kompetensi tingkat madya dari dewan pers.

"Bagaimana cara membedakan wartawan asli dan abal-abal?"

"Mereka punya kartu dewan pers dan surat tugas. Kita berhak minta diperlihatkan, minimal kartu dewan pers. Jika tak memilikinya maka kita bisa menolak wawancara"

"Bisakah media online menggantikan media cetak? Apakah oplah media cetak mengalami penurunan?"

"Tergantung isi berita. Contoh koran cetak NYT sekarang malah mengalami peningkatan di AS"

"Kepuasan pembaca faktor utama," tambah wartawan II.

"Maksudnya bagaimana?"

"Pembaca lebih tertarik kepada berita yang banyak mengungkap fakta dari balik berita. Mereka penasaran menunggu info terbaru"

Dia mencontohkan Koran T yang masih laku keras karena tetap menjaga independensi dan daya kritis. Dia juga lebih menyukai informasi TV O. daripada M. TV.

"Berita M. TV datar dan membosankan beda dengan zaman sebelumnya"

"Tidakkah bertolak belakang? Media bersikap kritis kepada kebijakan publik tapi hidup dari suntikan dana negara?"

"Khusus media konvensional, ada 2 kepentingan yang menjadi perhatian. Pertama idealisme. Kedua bisnis. Contoh Majalah T meskipun terkesan amat kritis tapi itu hanya sebatas sampul. Isi beritanya kalau diteliti, tak jauh dari bagaimana menjaga kepentingan pemodal. Saya tahu itu karena masih berlangganan sampai sekarang," terang wartawan I.

Kami bertiga diskusi lepas sambil makan. Entah mengapa tiba-tiba wartawan I berkata, "masalahnya sekarang sistem telah rusak." Lalu disanggah wartawan II, "bukan masalah sistem tapi faktor orang"

Keduanya mempertahankan pendapat masing-masing. Lalu wartawan I meminta pendapatku.

"Ada 2 faktor yang berpengaruh terhadap kejadian masa kini. Orang dan sistem. Pengaruh sistem lebih dominan daripada person. Saya beri bobot 60% sistem dan 40% person"

Wartawan kedua tampaknya belum paham tentang maksud perkara sistem kemudian bertanya kepadaku.

"Apa contohnya?"

"Sistem identik dengan aturan termasuk proses membuat aturan"

"Bukankah aturan dibuat oleh orang? Jadi yang bermasalah orang bukan sistem. Sistem sekarang sudah bagus hanya penerapan aturan yang bisa saja keliru oleh orang"

"Memang benar aturan dibuat orang tapi ketika aturan itu sudah ada maka aturan itu berlaku untuk semuanya, bukan hanya untuk mereka yang bersepakat melainkan buat semua rakyat, biasanya bersifat mengikat dan memaksa. Itulah maksudnya sistem!"

Dia terdiam dan berpikir.

"Saya pernah membaca bahwa pasal-pasal dan ayat-ayat dari proses pembuatan undang-undang itu ada ongkosnya, benarkah?"

"Iya benar," sambut wartawan I. Dia lalu menceritakan apa yang diketahuinya.

"Namanya pasal-pasal titipan. Itu memang ada. Contoh kasus rencana perubahan larangan ekspor benih lobster, disinyalir ada titipan dari pengusaha eksport-import, berujung penangkapan Menteri EP," tambah wartawan II.

"Mirip penyakit di tubuh. Ada penyakit lokal yang lokasinya terbatas di kulit. Obatnya cukup salep. Ada pula penyakit sistemik yang menyebar melalui pembuluh darah. Obatnya ditambah oral atau injeksi."

Selasa, 06 April 2021

Mr. Beetle 2

Pagi itu saya dan Bunga Sakura menjemputnya di rumah yang terletak di kompleks perumahan terbesar di Kota M. Cukup lama kami menunggu. Maklumlah, dia punya beragam kesibukan.

Bunga Sakura tampak gelisah. Takut datang terlambat di acara pelamaran. Pemetik Harpa setelah mandi malahan asyik nelpon. Amat santai seperti tak ada beban.

Hati merasa lega. Bukan saya yang mewakili Mr. Beetle untuk pelamaran sebagaimana desakan Bunga Sakura 2 minggu lalu. Ketika itu saya bertugas jaga IGD di sebuah rumah sakit Pulau W.

Tiba-tiba saja masuk telpon darinya. Berbekal jam terbang hanya 2 jam untuk kasus pelamaran Jeng Muda, itu belumlah cukup memacu lonjakan kepercayaan diri. Namun kesempatan menolak tak ada karena telpon segera diputus.

"Gila !"

Apa saja yang akan saya ucapkan di depan tuan rumah? Pastilah banyak pasang mata menatap tajam sehingga kedua lutut akan gemetaran. Kenapa bukan Pemetik Harpa, andalan terpercaya para jomblo? Saya mendiamkannya dalam sikap penuh pengharapan.

Benar saja, 1 minggu kemudian ada kabar baik darinya. Pemetik Harpa bersedia dengan syarat acara pelamaran dimajukan sehari agar tak bertabrakan dengan kegiatannya yang lain.

"Alhamdulillah !" sambil elus dada.

Hampir sejam kemudian, Pemetik Harpa masuk mobil dengan posisi berada disebelah kiri samping driver. Bunga Sakura duduk di kursi belakang sendirian.

"Waktu ditelepon, saya berada 3 hari di Tanjung Bira, wisata bersama keluarga. Suara telpon sulit terdengar karena jaringan buruk," terangnya.

Itulah alasannya kenapa Pemetik Harpa lama memberikan jawaban lalu "beban" itu buru-buru diberikan kepada saya.

Tak jauh mobil matic berjalan, ada razia masker di depan kantor polisi.

"Saya lupa bawa masker," ujar Pemetik Harpa.

"Ini bisa dipakai" beruntung Bunga Sakura  membawa 2 masker.

"Hukuman pengendara yang tak bermasker akan disuruh push up," jelasnya.

"Pernah sekali saya kedapatan tapi hanya disuruh kembali ke rumah karena pak polisi sudah kenal baik dengan saya," lanjutnya.

Beda dengan perjalanan sebelumnya yang menuju arah utara kota, kali ini kita ke selatan, Daerah Takalar. Melewati perbatasan kota di pesisir Pantai Losari dan Tanjung Bunga.

Bangunan terkenal disana Trans Studio dan Mall GTC. Jalannya masih seperti dulu. Cukup banyak aspal berlubang. Saya dengar banyak kecelakaan lalu lintas terjadi disini bukan karena penampakan uka-uka.

Amat berbeda dengan kualitas jalan Kualalumpur-Selangor di Malaysia, Miyazaki di Jepang dan Makkah-Madinah-Jeddah di Arab Saudi yang pernah saya kunjungi.

"Ada benarnya perkataan seorang pengamat tadi malam di TV bahwa kematian massal karena pandemi covid 19, bencana alam dan kecelakaan pesawat merupakan bagian dari seleksi alam"

"Oh ya?"

"Generasi baru akan menggantikan generasi lama. Bayangkan bagaimana jika tak ada peristiwa kematian!"

"Saya menyimak"

"Masing-masing makhluk juga punya pemangsa alami. Misalnya elang memakan ular, ular makan kelinci. Itu namanya ..."

"Rantai makanan"

"Ya"

"Manusia siapa pemangsanya?"

"Bakteri"

Pemetik Harpa berhenti sejenak lalu melanjutkan ceritanya.

"Di Palestina yang terjajah konon berlimpah bayi lahir seakan menyeimbangi banyaknya kematian karena penindasan"

"Di belahan negeri lain seperti Jepang, pertumbuhan penduduk minus. Kaum muda banyak yang malas nikah dan takut punya anak," saya teringat perkataan mahasiswa post doctoral Universitas Miyazaki.

Ada peristiwa murni alami namun kebanyakan bencana akibat efek domino pilihan manusia.

Saya teringat dengan diskusi bersama seorang perawat di poli dan pertanyaan 2 misionaris dari Saksi Yehovah melalui telepon. "Kenapa bencana banyak terjadi?"

Allah SWT berfirman :

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)" QS. ar Rum 30 : 41.

Setelah lebih sejam, akhirnya kami tiba di tempat tujuan. Sebuah rumah bersahaja di area persawahan. Sudah ketiga kalinya saya datang kesini. Demi urusan pencomblangan antara Mr. Beetle dengan Bunga Mawar.

Selasa, 30 Maret 2021

Tajir 3

Usianya sekitar 50-an. Karyawan senior di perusahaan event organizer (EO) ternama di Kota M dan jasa penyewaan tenda dan dekorasi terbesar di Indonesia Timur. Cabangnya ada di ibukota negara, Jakarta dan Samarinda, Kalimantan Timur.

"Perusahaan berdiri Tahun 1977," kata bapak yang mengenakan baju kantor saat pemeriksaan kesehatan. Di kantong depan tertulis CV. R. sementara di kedua lengan baju tercetak tulisan R. Group.

"Itu grup apa?" tanyaku menunjuk ke lengan.

"Induk usaha, PT. RDP. Selain CV. R., perusahaan juga memiliki unit bisnis antara lain R. (laundry), R. Mart (mini market) R. Konstruksi (ruko  & perumahan) dan R. Catering (Catering) dan tambahan unit bisnis food & beverage (Kopi Tiam Oey). Rencana tak jauh dari klinik ini, akan dibangun cabang R. Mart," ujarnya sambil menunjuk ke arah kiri belakang.

Saya penasaran, bagaimana efek corona terhadap bisnis perusahaan di Kota M.

"Pernah 2 karyawan maskapai penerbangan menginfokan semua tenaga kontrak terpaksa dirumahkan. Akibatnya perusahaan kehilangan karyawan sampai 90 persen selama pandemi. Ada pemberian insentif sebesar Rp 600 ribu per bulan. Juga pernah datang, 2 karyawan perusahaan otomotif terbesar di Negara I memberitahukan omset perusahaan turun drastis diatas 50 persen karena covid-19. Bagaimana keadaan perusahaan bapak?"

"Sangat terpengaruh. Dari seratus karyawan, kini hanya sekitar 10 orang yang dipertahankan. Semua karyawan kontrak dan 4 karyawan tetap terpaksa dirumahkan. Ada teman yang rela digaji Rp 300 ribu per bulan," ucapnya dengan raut wajah sedih.

"Nasib mereka sekarang bagaimana?"

"Kebanyakan kerja freelance. Diantara mereka ada yang merintis usaha sewa tenda kecil-kecilan."

"Bagaimana dengan pesanan tenda?"

"Jauh berkurang. Dulu sebelum corona bisa mencapai 7 orderan per hari. Sekarang syukur kalau ada 1 pesanan dalam 2 minggu."

Saya teringat dg perkataan seorang karyawan senior PT. BK, anak perusahaan K. Group bahwa menurut perkiraan Pak JK,  serangan corona tetap berlangsung hingga akhir tahun ini sehingga semua karyawan diminta banyak bersabar.

"Saya prihatin"

"Kantor utama yang paling besar baru-baru ini dijual dan kami kembali berkantor di lokasi lama yang lebih kecil".

"Saya menyimak"

"Perusahaan juga mengeluarkan sisa modal ratusan juta rupiah untuk membayar beberapa mantan karyawan yang di-PHK. Sempat ada demonya."

"Oh ya?"

Saya melakukan googling, membuktikan perkataannya. Memang benar, ada demo 3 hari dari karyawan yang didukung Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI).

Ada masalah radikal menimpa sektor usaha sejak lama. Karena aturan syariah minim dipakai dalam transaksi perburuhan dan aturan negara yang sudah terlanjur mengadopsi sistem ekonomi kapitalisme maka wajar akan terjadi banyak permasalahan antara buruh dan majikan.

Perseteruan ini makin amsyong tatkala datangnya tamu tak diundang, serangan teror corona. Diantaranya penetapan standar upah berdasarkan kebutuhan hidup minimal dan pengalihan beberapa hak buruh dari kewajiban negara menjadi kewajiban pemberi kerja.

Hampir mustahil kesejahteraan semua rakyat akan tercapai dalam lingkungan tak syar'i seperti ini. Yang ada segelintir pengusaha rakus menguasai banyak kekayaan warga sehingga ketimpangan antara nasib si miskin dan si kaya makin menjauhi titik angka nol.

Seorang Pemetik Harpa asal ibukota pernah berkata bahwa sangat sulit menemukan orang yang benar-benar tajir. "Makin kaya seseorang maka utangnya di bank biasanya makin banyak," katanya.

"Hampir semua pengusaha punya utang pinjaman di bank ribawi," kata Pemetik Harpa lain. Setahu saya, belum ada survei tentang masalah ini tapi dinamika di lapangan semakin membenarkannya.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Suatu saat nanti manusia akan mengalami suatu masa, yang ketika itu semua orang memakan riba. Yang tidak makan secara langsung, akan terkena debunya.” (Hr. Nasa`i, no. 4455)

Sebelum berpisah, saya bertanya kepada karyawan senior itu.

"Apa alasan utama perusahaan mempertahankan bapak?"

"Saya dipercaya memiliki multitalenta termasuk bidang kelistrikan," jawabnya singkat.

Selasa, 16 Februari 2021

Mr. Beetle 1

Dia amat pandai merangkai kata. Mudah bergaul melalui pendekatan emosional teknik rayuan. Gampang meyakinkan orang lain menggunakan diksi yang tepat. Sungguh, dia pintar bersosialisasi memakai kekayaan kosakata.

Karakternya terbentuk oleh kerasnya zaman kegelapan. Sistem pergaulan sekali lagi membuktikan betapa kuatnya daya tarik lingkungan, mampu memaksa kebanyakan orang yang memiliki kelemahan akar keyakinan.

Sayangnya, di era kapitalisme, lingkungan kotor semakin terlihat dzahirnya. Dominasi ini berefek pada pemaksaan tampilnya gerombolan pembawa virus berbahaya & tertipunya sejumlah besar sel para pecundang.

Dia memiliki riwayat hidup kelabu. Orang-orang yang masih berakal sehat akan berusaha menghindari pengalaman pahit ini. Namun masa lalu tinggallah kenangan. Tak usah terlalu disesali tapi jadikanlah sebagai sebuah pelajaran.

Di tangannya kini, terbentang pengalaman panjang tentang prahara rumah tangga. Empat kali gagal dalam ujian membina keluarga. Kembang Desa, Dewi Segala Urusan, Jeng Bermulut Pedas dan Mbakyu Berhati Dingin merupakan rentengan para mantan.

Wajar terjadi pada iklim demokrasi liberal. Person yang berakidah lemah, seringkali abai kepada saran, berhati keras terhadap perintah dan larangan Allah SWT serta memiliki 6 kawan dekat yang bermasalah semua merupakan lima variabel utama retaknya mahligai rumah tangga.

Tekanan hidup demokratis tak disalurkan pada tatanan parit yang lurus. Narkoba salah satu pelarian para pecundang hingga pak polisi berkumis berhasil mengendusnya pada suatu hari.

Proyek pemerintah yang menggiurkan terbengkalai sudah lalu kompetitor mengambil alih. Trust rekanan bisnis menjadi hancur lebur. Sementara nasib keluarga makin terbengkalai.

Namun angin perubahan justru berasal dari balik jeruji.

"Saya mulai membiasakan diri sholat 5 waktu disana. Juga belajar mengaji iqro," akunya suatu hari. Qolbu slalu bersyukur mendengarkan kesyahduan lantunan suara dari petikan harpa. Semoga ucapan itu keluar dari ketulusan hati.

Dia kedahuluan oleh tiga adik kandungnya untuk berhijrah. Inilah keuntungan lingkungan keluarga yang bisa dia berdayakan. Demi usaha menyelamatkan nasib hidup baik di dunia maupun akhirat.

Ada berita terbaru tentang dia. Bulan depan, dia akan kawin lagi. Rupanya masih ada setangkai bunga yang rela menerima cengkeraman batin Mr. Beetle.

"Wangi bunga mawar semerbak tercium hingga ke Kota Kendari," kata puitis Pemetik Harpa yang disambut suara kekaguman ibu-ibu jagoan gosip saat acara pelamaran.

Bunga Mawar mampu berdamai dan memaafkan masa lalu Mr. Beetle yang belum ceria.

"Saya tahu caranya," ucapnya optimis. Dia seorang guru SD. Kedua tangannya sangat dermawan. Berasal dari keluarga polos, jujur dan rajin ibadah.

Semoga Bunga Mawar mampu mendidik, mengajari dan memperlakukan calon bayi besarnya itu secara lebih dewasa.

Untuk urusan inilah, baru-baru ini, saya ditakdirkan bersua kembali dengan Pemetik Harpa setelah 5 bulan berpisah tak ada kabar. Ada misi yang sama di Daerah Takalar sana.

Menyatukan cinta antara Si Jomblo dan Jeng Muda hampir setara nilainya dengan memadukan kasih antara Mr. Beetle dengan Bunga Mawar diatas gazebo pelaminan.

"Semoga ini pernikahan terakhir kali buatnya," kata Bunga Sakura penuh pengharapan.

Allah SWT berfirman :

وَاَ نَّهٗ خَلَقَ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَا لْاُ نْثٰى ۙ 

"Dan bahwasanya Dia-lah yang menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan." (QS. An-Najm 53 : 45)

Dukungan saudara, doa keluarga dan kemampuan untuk bangkit cepat dari keterpurukan membuat nasibnya kini jauh lebih baik. Status pekerjaan sekarang direktur sebuah developer perumahan.

"Setiap orang memiliki siklus hidupnya masing-masing," kata Bunga Sakura.

Karakter hampir mustahil untuk bisa dihilangkan namun keyakinan dan kebiasaan adalah pilihan hidup. Tujuan hidup hakiki manusia adalah menjadi hamba Allah SWT sebagai makhluk dari Sang Khaliq.

Allah SWT berfirman :

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَا لْاِ نْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku." (QS. Az-Zariyat 51 : 56)

Jumat, 12 Februari 2021

Tajir 2

Dia pasien terakhir poli. Berusia sekitar 62 tahun.

"Saya kelas 6 SD pada masa gerombolan."

"Bagaimana keadaan saat itu?"

"Sangat menakutkan. Kami dilarang sekolah. Jika kedapatan maka akan diculik dan dihukum mati bila tak punya uang tebusan."

Saya teringat dengan informasi terkait operasi "false flag" seperti pernah diceritakan oleh seorang warga Kepulauan S beberapa tahun lalu saat bertugas sebagai PTT di puskesmas.

Pihak musuh membuat tentara sempalan yang kerjanya membunuhi warga dan membakar rumah-rumah. Tindakan itu mengatasnamakan pihak lawan sehingga warga tak bersimpati dan menjauhi mereka.

"Pakaiannya hitam-hitam," kata sumber.

Pandangan kembali terarah ke pasien tua.

"Adakah keluarga nenek ikut menjadi korban?"

"Banyak. Kami sering bersembunyi dalam rumah. Seandainya bisa lanjut sekolah, saya akan selalu juara kelas." Dia tersenyum. Semua tubuhnya berbalut kulit keriput, tanda usia senja.

"Dulu hidup ketakutan, sekarang di musim corona juga ramai orang mengalami kesulitan, bagaimana pendapat nenek?"

"Corona ini siapa yang buat?" tanyanya balik sambil membetulkan kerudung yang juga digunakan sebagian sebagai penutup hidung.

"Menurut informasi, berasal dari Negeri C karena kebiasaan mereka makan kelelawar sehingga menular ke manusia."

"Agama kita melarang makan kelelawar, haram," kata nenek.

"Nenek kemari bersama siapa?"

"Sendiri"

"Jalan kaki?"

"Ya"

"Masih kuat jalan tanpa tongkat?"

"Ya. Rumah saya dekat dari sini, ruko jualan tegel sebelum masjid."

Dia bercerita tentang keluarga. Anak tunggal dan memiliki sepasang anak. Cucu-cucunya banyak menjadi pegawai dan pengusaha. Satu diantaranya berprofesi sebagai dokter.

Berasal dari keluarga tuan tanah. Orangtuanya mantan kepala lingkungan. Dahulu disebut jannang.

"Ada pembagian tanah 2 hektar per orang dari negara saat itu," katanya.

Dia sekarang tinggal bersama anak kedua yang perempuan. Meskipun tak bekerja tapi dia punya banyak sumber pemasukan.

Namanya passive income. Harta yang terus menghasilkan uang tanpa ikut bekerja. Bukan lagi manusia bersusah payah mencari uang tapi uanglah yang "bekerja" untuk manusia.

Ada sekitar 6 tanah yang disewakan dekat rumah untuk berbagai usaha termasuk satu dikontrak oleh toko swalayan terkenal per tahun.

"Awalnya, mereka ingin membeli tapi saya tolak."

Beda dengan keluarga lainnya, dia lebih memilih menyewakan tanah daripada menjualnya. Sehingga dia tidak kesulitan dana sampai sekarang bahkan bisa pergi haji 2 kali dan terakhir umrah 1 kali bersama cucu-cucunya.

Dia juga memiliki 8 hektar tanah persawahan di pinggiran Kota M dan 20 hektar di Daerah M. Semua telah dia berikan kepada keturunannya.

"Apa rencana nenek selanjutnya?"

"Mau belikan mobil buat cucu."

"Nasehat apa yang nenek seringkali berikan kepada mereka?"

"Jangan nakal dan sombong karena Allah marah."

"Maksud keduanya bagaimana, Nek?"

"Nakal jangan bermain-main wanita jika laki dan bermain-main laki jika perempuan."

"Berpacaran istilahnya sekarang, Nek."

"Sombong. Jangan merendahkan orang lain dan mengata-ngatai mereka meskipun kita sudah kaya. Berpakaian sederhana saja."

Dia bercerita tentang seorang sepupu 2 kali yang dulu sering tampil gaya tapi sekarang hidup menderita.

Tekanan darah, kadar kolesterol, asam urat dan gula darah, semuanya normal. Matanya tertuju kepada kertas hasil pemeriksaan.

"Masih bisa membaca tanpa kacamata?"

"Ya"

"Apa kebiasaan nenek?"

"Sejak kecil tidak makan daging kecuali ikan. Biasa makan telur dan sayur. Bangun setiap jam 3, membaca al-Qur'an sampai subuh. Setiap waktu, saya isi dengan mengaji 3 sampai 5 kali sehari."

Tak ada yang menyangka dari penampilan, nenek ini seorang tajir. Pakaiannya amatlah sederhana.

Kata seorang owner muda kuliner terlaris online Kota M saat wawancara di Radio Smart FM bahwa banyak seniornya, pengusaha kaya raya, berpenampilan sederhana dan tak mau menonjolkan diri.

Diskusi berhenti setelah mendekati waktu sholat jumat.

Rasulullah bersabda, "ridhalah dengan apa yang dibagikan Allah SWT untukmu, niscaya engkau menjadi orang yang paling kaya.'' (HR Turmudzi)

Selasa, 09 Februari 2021

Mimpi Yang Nyata 5

Kakak Jeng Muda bergelut di bisnis jual beli jahe putih. Komoditi itu didatangkan dari berbagai daerah di Sulawesi Tenggara.

"Jahe sangat laku di masa corona," ungkap sang kakak. Kedua matanya melihat tumpukan karung berisi jahe di halaman depan rumah.

"Dijual kemana?"

"Surabaya," jawabnya. Kini pandangannya beralih ke arah Jalan Poros Bantimurung yang berbatasan dengan rumah. Kendaraan belum begitu ramai saat itu.

"Mobil ekspedisi akan mengangkutnya dari sini ke Pelabuhan Makassar," tambahnya.

"Khasiat jahe putih (zingiber officinale var. amarum) sangat banyak diantaranya sebagai bumbu masakan, untuk menghangatkan badan hingga sebagai antioksidan."

Setelah sekian lama berbincang, tiba-tiba muka Bunga Sakura muncul dari pintu rumah lalu berseru, "ayo kita pulang sekarang!"

"Sebentar, biasanya kalian para wanita lebih tahan lama bergosip."

Doi tersenyum lalu masuk lagi ke ruang tamu melanjutkan cerita bersama ibu-ibu. Suara mereka kembali ramai seperti pasar ayam.

"Bagaimana dengan corona? Rencana vaksin?" tanya Pemetik Harpa. Saya menjawabnya sesuai informasi dari berbagai sumber termasuk analisa politik pelayanan kesehatan.

Setelah terasa cukup, muka saya munculkan di pintu rumah lalu memanggil Bunga Sakura, "Ayo kita pulang! Apa yang kalian gosipkan?" Ibu-ibu melihat satu sama lain dengan senyum simpul.

Kami berempat minta permisi kepada Jeng Muda dan keluarganya. Cukup banyak titipan oleh-oleh termasuk kue favorit dan jahe putih.

"Biarkan saya yang setir mobil!" pinta Pemetik Harpa.

"Tak usah."

Kata motivator "pengulangan adalah ibu dari semua keterampilan" termasuk kemampuan menyetir mobil di jalan ekstrim.

"Pengalaman mengendarai mobil akan meningkat. Jika kita selamat nanti, berarti saya salah seorang lulusan dari jalan berbahaya ini. Itu alasan utamanya."

Perjalanan pulang biasanya terasa lebih mudah daripada sebelumnya. Kami mampir sejenak beli semangka merah segar di lapak buah pinggir jalan lalu segera berangkat lagi.

"Memangnya acara pelamaran selalu menghadirkan pihak desa?" tanyaku polos.

"Kebetulan musim corona, mereka ingin memastikan protokol kesehatan dijalankan," jawab Pemetik Harpa.

"Kita disangka bawa 2 mobil sehingga tuan rumah menyediakan banyak makanan," kata Bunga Sakura.

Selain kepala desa, hadir pula kepala dusun dan kepala KUA. Acara pelamaran sekaligus menentukan biaya nikah Rp 600 ribu.

Pandangan saya arahkan ke cermin, "Dia menang banyak. Kami lama tegang di acara pelamaran sementara dia datang belakangan menikmati hasil," godaan buat Si Jomblo. Dia tersenyum.

Disisi kiri, terlihat beberapa ekor monyet bermain-main di pinggir jalan. Mereka berasal dari hutan sini. Pandangan yang mirip dengan suasana Jalan Raya Taliwang dekat dari spot wisata Rastaliank Kawapisak Poto Batu Beach di NTB saat berperan sebagai sukarelawan korban Gempa bumi Lombok 2018.

Sebenarnya Jalan Poros Bantimurung selain sebagai jalan darat utama yang menghubungkan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara, juga berguna sebagai kawasan wisata.

Andaikata aspalnya berkualitas nomer satu,  jalan diperlebar dan tiap tikungan tajam dibuatkan jembatan layang, mungkin harapan itu lebih mudah terwujud. Tapi impian ini butuh anggaran sangat besar, kemauan politik tinggi dan iklim politik yang sehat.

Dua jam kemudian, kami tiba di perumahan Pemetik Harpa. Sebagian buah tangan kami berikan kepadanya. Sedangkan uang amplop tanda terima kasih ditolaknya. Mungkinkah ini bukan pekerjaan yang layak diupah?

Saya keheranan sedangkan wajah Bunga Sakura biasa saja.

"Uang belanja tak jadi berkurang," candanya.

Si Jomblo minta permisi pulang ke rumah.

Alhamdulillah, hajat membantu jomblo selesai sudah. Rencana akad nikah 2 bulan kemudian di Bulan November. Perjalanan yang menegangkan sudah terlewati. Semua yang berawal akan ada akhirnya kecuali keberadaan Allah SWT.

Saya teringat dengan hadits "Apalah artinya dunia ini bagiku? Apa urusanku dengan dunia? Sesungguhnya perumpamaanku dan perumpamaan dunia ini ialah seperti pengendara yang berteduh di bawah pohon, ia istirahat (sesaat) kemudian meninggalkannya."

Rabu, 03 Februari 2021

Mimpi Yang Nyata 4

Setelah bergelut dengan tantangan perjalanan ekstrim yang kini tinggal kenangan. Kondisi jalan normal kembali dengan view kesyahduan alam pedesaan.

Kiri-kanan jalan dikepung lahan persawahan yang mulai menguning. Level stres terasa turun mendadak diangka 4. Beberapa lapak jualan buah ikut menggoda selera para pengendara.

"Nanti saat pulang, kita belikan oleh-oleh," kata Bunga Sakura sambil menoleh ke belakang, tempat Pemetik Harpa terduduk. Disampingnya, Si Jomblo masih terdiam tak membuka suara.

Tak tahu apa saja yang ada dalam pikirannya. Hal yang pasti, peristiwa nanti merupakan pengalaman pertama, melamar anak gadis orang. Di balik sikap yang dingin, diam-diam saya mengagumi keberaniannya.

Dari sisi status sarjana, dia hanyalah tamatan S1 sedangkan wanita pujaannya itu mahasiswi S3. Opini umum berkata bahwa makin tinggi pendidikan seorang wanita maka para kumbang pecundang akan enggan mendekati bunga di musim semi.

"Apa jawaban anda nanti bila bapak si wanita berkata besar, 'apa alasan utama kamu melamar anak saya? Kamu itu masih sarjana kaleng-kaleng sedangkan anakku ini calon doktor?"

"Hmmm ...," suara itu hanya terdengar di belakang. Sepertinya Si Jomblo terkaget dengan pertanyaan ini dan belum punya penjelasan.

"Itu tak akan terjadi, jika ada maka jawabannya begini 'dia ingin menikahi anak bapak agar nanti punya keturunan istimewa dari keluarga bapak," Pemetik Harpa menyambut pertanyaan dramatisir ini.

"Sudah tepat, anda kami bawa menemani dia. Jawabannya sangat baik. Saya suka," pujian kepada Pemetik Harpa yang menguasai pendekatan emosional.

Setelah 2 jam perjalanan, tibalah kami di rumah tujuan dengan sambutan hangat keluarga wanita. Mereka meminta kami bertiga menuju ruangan tamu sementara Si Jomblo tak diikutkan dan dipisah ke rumah belakang.

Keluarga inti pihak wanita beserta beberapa aparat desa sudah menunggu.

Pemetik Harpa lalu memainkan melodinya.

"Kami datang dari tempat jauh di Kota Makassar. Saya ditunjuk sebagai wakil dari keluarga pria yang datang dari Sulawesi Tenggara ... bla ... bla ... bla. Saya ditemani ..., silahkan memperkenalkan diri!" Pemetik Harpa melirik ke saya.

"Waduh, dia mengabaikan permintaanku untuk tidak berbicara," gerutu hati cemas.

Terpaksalah saya memperkenalkan diri sebagai driver tanpa menyebutkan pekerjaan sesungguhnya. Sangat singkat lalu cepat-cepat memberikan kesempatan kepada Bunga Sakura yang duduk bersimpuh disebelah kanan.

Ada persoalan yang cukup alot antara permintaan pihak desa dengan pihak keluarga. Pihak desa mendesak untuk menyebut berapa puluh juta uang pelamaran. Pihak keluarga bertahan untuk tidak usah membicarakannya dengan dalih "sudah disepakati secara internal". Alasan ini akhirnya diterima.

Pemetik Harpa memuji sikap keluarga wanita karena mempermudah urusan pelamaran.

"Tanda bahwa keluarga ini paham pada Syariah Islam," komentar Pemetik Harpa.

Di akhir pelamaran, Si Jomblo ikut bergabung lalu Pemetik Harpa membaca doa termasuk harapan kebaikan kepada aparat desa yang hadir.

Acara berlanjut pada perjamuan makan.

"Kuenya enak," pujianku kepada tuan rumah.

Mereka tersenyum dan memperkenalkan nama lokal jajanan tradisional lalu datanglah Jeng Muda.

"Ternyata rumahmu sangat jauh," teringat kembali mimpi saat di Jepang, dia membawa saya dan Bunga Sakura ke pedesaan terpencil lalu masuk ke dalam sebuah rumah.

Terjadi setelah scan mimpi berada di sebuah pantai dengan latar pegunungan tinggi yang terbukti kemudian di dunia nyata, itu adalah Pantai Aoshima yang mempesona.

Setelah sholat dhuhur berjamaah di masjid, kami duduk bercerita dengan keluarga dan tetangganya di pelataran rumah. Tema tentang beberapa peristiwa kekinian.

Pemetik Harpa duduk manis di kursi, bertanya apa pendapatku terkait isi pembicaraan. Saya menjelaskan panjang lebar. Sadar akan apa yang terjadi, saya bertanya kepadanya, "kenapa saya diikutkan berbicara tadi?"

"Jika tidak dipancing, anda tak akan bersuara," jawab Pemetik Harpa dengan senyum lebar. Rupanya dia cepat membaca karakter seseorang.