Sabtu, 27 Juni 2020

Politik 3

Diskusi malam bersama seorang andalanG, kepala suatu bangunan. Masalah klasik buat orang kepercayaan adalah besarnya tekanan baik dari atasan maupun bawahan. 

Seni mengatur dan mengarahkan kekuatan arus desakan keduanya sebagai kunci jawaban. 

"Berbeda dengan dahulu, sekarang saya banyak bercermin pada diri melalui contoh teladan," ungkapnya. 

"Rahasia utama keberhasilan adalah hidup disiplin," lanjutnya mengutip pernyataan seorang pejabat kunci yang dekat dengannya. 

Dia pandai bergaul, merangkai kata dan mengambil hati hingga disukai banyak orang. Hati terpukau merupakan kesan pertama dalam setiap perbincangan.

Membina hubungan baik dengan berbagai kalangan tersebut akan menimbulkan perasaan berutang budi yang saling menguntungkan. 

Dia berupaya menyelesaikan tugasnya dengan gaya khas. Komunikasi intens, bekerjasama dan pendelegasian wewenang kepada orang yang tepat merupakan 3 karakter kepemimpinan yang dia miliki.

Tantangan berikutnya adalah bagaimana merubah kebiasaan buruk di alam sekitar yang sudah mengakar dan membudaya.

"Mendisiplinkan orang lain tergantung target harapan minimal. Mantan kapus saya yang sekarang pejabat camat di Kabupaten KS, hanya mematok 6,5 kepada bawahannya. Dia lebih santai dan bijak melihat perubahan dinamika di lapangan."

Selain target, mencari alasan paling kuat untuk mendisiplinkan orang lain menjadi tantangan tersendiri. 

Dia menceritakan bagaimana cara seorang pejabat merubah keadaan dengan kombinasi pemberian reward dan punishment.

"Beliau berlomba datang lebih awal ke kantor. Pegawai yang datang lebih awal dari dirinya diberikan uang ratusan ribu rupiah. Pegawai yang terlambat datang dari jam kerja akan disuruh pulang," jelasnya.

Selain apresiasi materi, memberikan pujian kepada bawahan acapkali mampu membangkitkan semangat kerja.

Baru saja saya makan siang bersama seorang pejabat beserta isteri.

"Masakannya enak," sanjung sang isteri kepada isteri pejabat bawahan. Penghargaan penerimaan tamu dan perjamuan makan siang lebih penting daripada menilai serius rasa makanan.

Begitulah seni memimpin untuk mempengaruhi orang lain. Tak ada yang salah. Selera masakan setiap orang berbeda di lathi.

Selain materi dan kata, motif ketakwaan nilainya paling tinggi. Kesadaran bekerja berdasarkan pemahaman bahwa itu semua ibadah yang akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT.

Motif ketakwaan ini timbul dari diri sendiri. Pancingan materi, buaian dan pedisnya perkataan orang lain merupakan faktor kedua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar