Selasa, 06 April 2021

Mr. Beetle 2

Pagi itu saya dan Bunga Sakura menjemputnya di rumah yang terletak di kompleks perumahan terbesar di Kota M. Cukup lama kami menunggu. Maklumlah, dia punya beragam kesibukan.

Bunga Sakura tampak gelisah. Takut datang terlambat di acara pelamaran. Pemetik Harpa setelah mandi malahan asyik nelpon. Amat santai seperti tak ada beban.

Hati merasa lega. Bukan saya yang mewakili Mr. Beetle untuk pelamaran sebagaimana desakan Bunga Sakura 2 minggu lalu. Ketika itu saya bertugas jaga IGD di sebuah rumah sakit Pulau W.

Tiba-tiba saja masuk telpon darinya. Berbekal jam terbang hanya 2 jam untuk kasus pelamaran Jeng Muda, itu belumlah cukup memacu lonjakan kepercayaan diri. Namun kesempatan menolak tak ada karena telpon segera diputus.

"Gila !"

Apa saja yang akan saya ucapkan di depan tuan rumah? Pastilah banyak pasang mata menatap tajam sehingga kedua lutut akan gemetaran. Kenapa bukan Pemetik Harpa, andalan terpercaya para jomblo? Saya mendiamkannya dalam sikap penuh pengharapan.

Benar saja, 1 minggu kemudian ada kabar baik darinya. Pemetik Harpa bersedia dengan syarat acara pelamaran dimajukan sehari agar tak bertabrakan dengan kegiatannya yang lain.

"Alhamdulillah !" sambil elus dada.

Hampir sejam kemudian, Pemetik Harpa masuk mobil dengan posisi berada disebelah kiri samping driver. Bunga Sakura duduk di kursi belakang sendirian.

"Waktu ditelepon, saya berada 3 hari di Tanjung Bira, wisata bersama keluarga. Suara telpon sulit terdengar karena jaringan buruk," terangnya.

Itulah alasannya kenapa Pemetik Harpa lama memberikan jawaban lalu "beban" itu buru-buru diberikan kepada saya.

Tak jauh mobil matic berjalan, ada razia masker di depan kantor polisi.

"Saya lupa bawa masker," ujar Pemetik Harpa.

"Ini bisa dipakai" beruntung Bunga Sakura  membawa 2 masker.

"Hukuman pengendara yang tak bermasker akan disuruh push up," jelasnya.

"Pernah sekali saya kedapatan tapi hanya disuruh kembali ke rumah karena pak polisi sudah kenal baik dengan saya," lanjutnya.

Beda dengan perjalanan sebelumnya yang menuju arah utara kota, kali ini kita ke selatan, Daerah Takalar. Melewati perbatasan kota di pesisir Pantai Losari dan Tanjung Bunga.

Bangunan terkenal disana Trans Studio dan Mall GTC. Jalannya masih seperti dulu. Cukup banyak aspal berlubang. Saya dengar banyak kecelakaan lalu lintas terjadi disini bukan karena penampakan uka-uka.

Amat berbeda dengan kualitas jalan Kualalumpur-Selangor di Malaysia, Miyazaki di Jepang dan Makkah-Madinah-Jeddah di Arab Saudi yang pernah saya kunjungi.

"Ada benarnya perkataan seorang pengamat tadi malam di TV bahwa kematian massal karena pandemi covid 19, bencana alam dan kecelakaan pesawat merupakan bagian dari seleksi alam"

"Oh ya?"

"Generasi baru akan menggantikan generasi lama. Bayangkan bagaimana jika tak ada peristiwa kematian!"

"Saya menyimak"

"Masing-masing makhluk juga punya pemangsa alami. Misalnya elang memakan ular, ular makan kelinci. Itu namanya ..."

"Rantai makanan"

"Ya"

"Manusia siapa pemangsanya?"

"Bakteri"

Pemetik Harpa berhenti sejenak lalu melanjutkan ceritanya.

"Di Palestina yang terjajah konon berlimpah bayi lahir seakan menyeimbangi banyaknya kematian karena penindasan"

"Di belahan negeri lain seperti Jepang, pertumbuhan penduduk minus. Kaum muda banyak yang malas nikah dan takut punya anak," saya teringat perkataan mahasiswa post doctoral Universitas Miyazaki.

Ada peristiwa murni alami namun kebanyakan bencana akibat efek domino pilihan manusia.

Saya teringat dengan diskusi bersama seorang perawat di poli dan pertanyaan 2 misionaris dari Saksi Yehovah melalui telepon. "Kenapa bencana banyak terjadi?"

Allah SWT berfirman :

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)" QS. ar Rum 30 : 41.

Setelah lebih sejam, akhirnya kami tiba di tempat tujuan. Sebuah rumah bersahaja di area persawahan. Sudah ketiga kalinya saya datang kesini. Demi urusan pencomblangan antara Mr. Beetle dengan Bunga Mawar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar