Rabu, 07 April 2021

Dingdong 8

Selepas jaga IGD, tak biasa makan agak larut malam. Semoga warung Pak Dingdong masih buka. Alhamdulillah, open.

Ketika suapan nasi ayam goreng terasa tertelan di kerongkongan, tanpa janjian, datanglah 2 wartawan yang sudah saya kenali. Mereka duduk di depan satu meja.

"Lama tak bertemu," dia tersenyum.

Sebelum corona merebak, selalu kami bersalaman namun kali ini tidak lagi. Hanya saling melempar senyuman dari balik masker.

Korannya berganti nama dan target pasarnya makin melebar. Bukan lagi skala kabupaten tapi kini meluas ke tingkat provinsi. Selain media cetak, kantornya berimprovisasi membuat media online.

Lulusan S2. Punya jaringan sangat luas sampai kepada pejabat sipil dan militer. Memiliki bakat kepemimpinan sehingga dipercaya menjadi ketua sebuah organisasi profesi kesehatan.

Kepribadian ambivert, pembelajaran dominan visual, rajin membaca dan menulis. Karya terakhirnya yang pernah beredar di WAG tentang kemajuan rumah sakit, amatlah terbaik.

Susunan kata berbobot tinggi, intelek dan berimbang. Dia bukan wartawan kaleng-kaleng. Memiliki sertifikat kompetensi tingkat madya dari dewan pers.

"Bagaimana cara membedakan wartawan asli dan abal-abal?"

"Mereka punya kartu dewan pers dan surat tugas. Kita berhak minta diperlihatkan, minimal kartu dewan pers. Jika tak memilikinya maka kita bisa menolak wawancara"

"Bisakah media online menggantikan media cetak? Apakah oplah media cetak mengalami penurunan?"

"Tergantung isi berita. Contoh koran cetak NYT sekarang malah mengalami peningkatan di AS"

"Kepuasan pembaca faktor utama," tambah wartawan II.

"Maksudnya bagaimana?"

"Pembaca lebih tertarik kepada berita yang banyak mengungkap fakta dari balik berita. Mereka penasaran menunggu info terbaru"

Dia mencontohkan Koran T yang masih laku keras karena tetap menjaga independensi dan daya kritis. Dia juga lebih menyukai informasi TV O. daripada M. TV.

"Berita M. TV datar dan membosankan beda dengan zaman sebelumnya"

"Tidakkah bertolak belakang? Media bersikap kritis kepada kebijakan publik tapi hidup dari suntikan dana negara?"

"Khusus media konvensional, ada 2 kepentingan yang menjadi perhatian. Pertama idealisme. Kedua bisnis. Contoh Majalah T meskipun terkesan amat kritis tapi itu hanya sebatas sampul. Isi beritanya kalau diteliti, tak jauh dari bagaimana menjaga kepentingan pemodal. Saya tahu itu karena masih berlangganan sampai sekarang," terang wartawan I.

Kami bertiga diskusi lepas sambil makan. Entah mengapa tiba-tiba wartawan I berkata, "masalahnya sekarang sistem telah rusak." Lalu disanggah wartawan II, "bukan masalah sistem tapi faktor orang"

Keduanya mempertahankan pendapat masing-masing. Lalu wartawan I meminta pendapatku.

"Ada 2 faktor yang berpengaruh terhadap kejadian masa kini. Orang dan sistem. Pengaruh sistem lebih dominan daripada person. Saya beri bobot 60% sistem dan 40% person"

Wartawan kedua tampaknya belum paham tentang maksud perkara sistem kemudian bertanya kepadaku.

"Apa contohnya?"

"Sistem identik dengan aturan termasuk proses membuat aturan"

"Bukankah aturan dibuat oleh orang? Jadi yang bermasalah orang bukan sistem. Sistem sekarang sudah bagus hanya penerapan aturan yang bisa saja keliru oleh orang"

"Memang benar aturan dibuat orang tapi ketika aturan itu sudah ada maka aturan itu berlaku untuk semuanya, bukan hanya untuk mereka yang bersepakat melainkan buat semua rakyat, biasanya bersifat mengikat dan memaksa. Itulah maksudnya sistem!"

Dia terdiam dan berpikir.

"Saya pernah membaca bahwa pasal-pasal dan ayat-ayat dari proses pembuatan undang-undang itu ada ongkosnya, benarkah?"

"Iya benar," sambut wartawan I. Dia lalu menceritakan apa yang diketahuinya.

"Namanya pasal-pasal titipan. Itu memang ada. Contoh kasus rencana perubahan larangan ekspor benih lobster, disinyalir ada titipan dari pengusaha eksport-import, berujung penangkapan Menteri EP," tambah wartawan II.

"Mirip penyakit di tubuh. Ada penyakit lokal yang lokasinya terbatas di kulit. Obatnya cukup salep. Ada pula penyakit sistemik yang menyebar melalui pembuluh darah. Obatnya ditambah oral atau injeksi."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar