Dia amat pandai merangkai kata. Mudah bergaul melalui pendekatan emosional teknik rayuan. Gampang meyakinkan orang lain menggunakan diksi yang tepat. Sungguh, dia pintar bersosialisasi memakai kekayaan kosakata.
Karakternya terbentuk oleh kerasnya zaman kegelapan. Sistem pergaulan sekali lagi membuktikan betapa kuatnya daya tarik lingkungan, mampu memaksa kebanyakan orang yang memiliki kelemahan akar keyakinan.
Sayangnya, di era kapitalisme, lingkungan kotor semakin terlihat dzahirnya. Dominasi ini berefek pada pemaksaan tampilnya gerombolan pembawa virus berbahaya & tertipunya sejumlah besar sel para pecundang.
Dia memiliki riwayat hidup kelabu. Orang-orang yang masih berakal sehat akan berusaha menghindari pengalaman pahit ini. Namun masa lalu tinggallah kenangan. Tak usah terlalu disesali tapi jadikanlah sebagai sebuah pelajaran.
Di tangannya kini, terbentang pengalaman panjang tentang prahara rumah tangga. Empat kali gagal dalam ujian membina keluarga. Kembang Desa, Dewi Segala Urusan, Jeng Bermulut Pedas dan Mbakyu Berhati Dingin merupakan rentengan para mantan.
Wajar terjadi pada iklim demokrasi liberal. Person yang berakidah lemah, seringkali abai kepada saran, berhati keras terhadap perintah dan larangan Allah SWT serta memiliki 6 kawan dekat yang bermasalah semua merupakan lima variabel utama retaknya mahligai rumah tangga.
Tekanan hidup demokratis tak disalurkan pada tatanan parit yang lurus. Narkoba salah satu pelarian para pecundang hingga pak polisi berkumis berhasil mengendusnya pada suatu hari.
Proyek pemerintah yang menggiurkan terbengkalai sudah lalu kompetitor mengambil alih. Trust rekanan bisnis menjadi hancur lebur. Sementara nasib keluarga makin terbengkalai.
Namun angin perubahan justru berasal dari balik jeruji.
"Saya mulai membiasakan diri sholat 5 waktu disana. Juga belajar mengaji iqro," akunya suatu hari. Qolbu slalu bersyukur mendengarkan kesyahduan lantunan suara dari petikan harpa. Semoga ucapan itu keluar dari ketulusan hati.
Dia kedahuluan oleh tiga adik kandungnya untuk berhijrah. Inilah keuntungan lingkungan keluarga yang bisa dia berdayakan. Demi usaha menyelamatkan nasib hidup baik di dunia maupun akhirat.
Ada berita terbaru tentang dia. Bulan depan, dia akan kawin lagi. Rupanya masih ada setangkai bunga yang rela menerima cengkeraman batin Mr. Beetle.
"Wangi bunga mawar semerbak tercium hingga ke Kota Kendari," kata puitis Pemetik Harpa yang disambut suara kekaguman ibu-ibu jagoan gosip saat acara pelamaran.
Bunga Mawar mampu berdamai dan memaafkan masa lalu Mr. Beetle yang belum ceria.
"Saya tahu caranya," ucapnya optimis. Dia seorang guru SD. Kedua tangannya sangat dermawan. Berasal dari keluarga polos, jujur dan rajin ibadah.
Semoga Bunga Mawar mampu mendidik, mengajari dan memperlakukan calon bayi besarnya itu secara lebih dewasa.
Untuk urusan inilah, baru-baru ini, saya ditakdirkan bersua kembali dengan Pemetik Harpa setelah 5 bulan berpisah tak ada kabar. Ada misi yang sama di Daerah Takalar sana.
Menyatukan cinta antara Si Jomblo dan Jeng Muda hampir setara nilainya dengan memadukan kasih antara Mr. Beetle dengan Bunga Mawar diatas gazebo pelaminan.
"Semoga ini pernikahan terakhir kali buatnya," kata Bunga Sakura penuh pengharapan.
Allah SWT berfirman :
وَاَ نَّهٗ خَلَقَ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَا لْاُ نْثٰى ۙ
"Dan bahwasanya Dia-lah yang menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan." (QS. An-Najm 53 : 45)
Dukungan saudara, doa keluarga dan kemampuan untuk bangkit cepat dari keterpurukan membuat nasibnya kini jauh lebih baik. Status pekerjaan sekarang direktur sebuah developer perumahan.
"Setiap orang memiliki siklus hidupnya masing-masing," kata Bunga Sakura.
Karakter hampir mustahil untuk bisa dihilangkan namun keyakinan dan kebiasaan adalah pilihan hidup. Tujuan hidup hakiki manusia adalah menjadi hamba Allah SWT sebagai makhluk dari Sang Khaliq.
Allah SWT berfirman :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَا لْاِ نْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku." (QS. Az-Zariyat 51 : 56)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar