Minggu, 23 Februari 2020

Haru 4

Kubiarkan air matanya jatuh ke pangkuan bumi.
Terlihatlah mata putih berubah warna kemerahan.
Lubang hidung terasa basah oleh air kepiluan.
Redam kesedihan akan cerita masa lalu.

Sejak kecil ditinggal pergi Sang Ayah.
Ayah kandung tlah menyisakan buah hati.
Tanpa kenal lebih dalam rasa pelukan.
Ciuman mesra kumis lelaki tangguh pertama kali.

Ibunyalah, wanita tegar bagaikan batu karang.
Berdiri kokoh menerjang terpaan kelamnya hidup, sendirian.
Bertahun-tahun lamanya, masa penantian panjang itu.
Hingga besarlah Bunga Sakura nan cantik jelita.

Bertumbuh pada alam liar, menembus batas idealisme.
Karakternya keras membara, mengikuti kemauan zaman.
Melunak oleh indahnya alunan suara Pemetik Harpa.
Pedoman hidup manusia hingga akhir masa.

Tak terasa, air mata membasahi pipi.
Mengenangkan kepergian orang-orang tercinta.
Peletak batu pertama pondasi bangunan kehidupan.
Mulialah dengan kemenangan ataulah mati syahid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar