Selasa, 03 Desember 2019

Seteru 2

Ruangan IGD kedatangan seorang kepala dusun, desa RR, lokasi sengketa tambang di Pulau W. 

"Warga penolak sekitar 70%," klaim doi. 

"Kenapa menolak?" 

"Tambang akan merusak lingkungan dan mengganti mata pencaharian warga seperti kebun jambu mete. Secara jangka panjang, perkebunan lebih menguntungkan daripada tambang." 

"Penghasil terbesar jambu mete pulau ini berasal dari sana," ucap Perawat I. 

"Kebunnya bersih," ungkap perawat II, Si Tukang Jalan. 

Sengketa lahan rupanya baru saja diliput dan tayang di media nasional, TV One. 

"Tambang berskala besar tak boleh milik pribadi atau perusahaan swasta, tetapi milik bersama rakyat yang dikelola negara dan keuntungannya 100% dikembalikan kepada rakyat," kata pemetik harpa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar