Jumat, 13 Desember 2019

Dingdong 1

Pertama kali, bincang-bincang lama di Sari Laut miliknya, bersama Si Jablay, pelanggan setia ayam geprek. Tadi pagi dengan ibunya, datang mengunjungi poli, misteri berjalan pincang, akhirnya terjawab. 

"Dahulu saya pengusaha wahana hiburan malam selama 10 tahun. Biasa berkeliling Pulau Sulawesi dengan jumlah karyawan 30 remaja yang tak terurus lagi oleh keluarganya. Berbagai jenis alat permainan anak-anak beserta mesin dingdong" doi memulai cerita pada zaman dahulu.

"Mesin judi?" 

"Ya, permainan itu berhadiah bungkusan rokok. Judi malah menjadi pemasukan utama. Pendapatan alat permainan lainnya tak seberapa." 

"Penghasilan per malam?" 

"5 juta ke atas" 

"Tak takut?" 

"Mau bagaimana lagi, limpahan uang melupakan segalanya." 

Pria berambut gondrong itu terdiam sejenak lalu berkata, "Bisnis itu tidak membawa berkah. Uang yang banyak tak tahu lari kemana. Rumah sendiri tidak punya apalagi aset tanah. Tak ada rasa tenang dalam hidup."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar