Jumat, 11 Desember 2020

Mimpi Yang Nyata 1

Terjawab lagi, satu teka-teki diantara 2 scan mimpi tahun lalu, sebelum berangkat ke Jepang. Scan pertama seperti berada di suatu kawasan terpencil berlatar pegunungan di Negeri Sakura.

Terbukti kemudian di dunia nyata, itu adalah Pantai Aoshima, salah satu spot pariwisata terkemuka di pesisir tenggara Prefektur Miyazaki.

Beberapa hari setelah tiba di Universitas Miyazaki, kala liburan penelitian Bunga Sakura, saya menemaninya beserta tetangga dormitory, Jeng Muda dan seorang mahasiswa post doktoral, berkunjung ke pantai yang sangat indah itu.

Daratan Aoshima Beach berhubungan dengan Aoshima Island disebelah timur. Ditengah pulau berdiri sebuah kuil tua, Aoshima Shrine.

Demi menjejakkan kaki di pulau yang hanya seluas 1.5 kilometer persegi itu, kita harus berjalan kaki ratusan meter, menyeberangi titian kecil, Yayoi Bridge, lalu melintasi jalan yang tersusun dari pasir putih menawan.

Hembusan angin pantai yang sejuk sepoi-sepoi datang silih berganti, membuat pakaian semua penyintas melambai-lambai. Hanya 2 wanita berbusana muslimah tampil berbeda diantara banyak pengunjung asing.

Jeng Muda berjalan di depan sementara Bunga Sakura mengikuti beberapa meter di belakangnya. Adegan sama yang ada dalam mimpi sebelumnya.

Ditengah teriknya mentari, angin bertiup cukup kencang disertai gemuruh ombak laut datang tiada henti menghantam tepian pantai berkarang. Bentuknya tersusun berundak seperti bergerigi dan berbaris sempurna. Julukannya Batu Papan Cuci Setan.

Saya mengira ini barang dibangun sebagai benteng pertahanan bawah laut.

"Karang ini buatan manusia?" Saya teringat dengan kisah Perang Dunia II, Jepang VS Amerika Serikat. Mungkin saja itu sengaja disusun untuk menghambat pendaratan pasukan marinir AS.

"Oh bukan, ini buatan alam, terbentuk sejak jutaan tahun lalu," jawab si mahasiswa post doktoral yang berperan kali ini sebagai pemandu.

"Masya Allah, alangkah indah pOmandangan !" pujian suara hati.

Di belakang, Jeng Muda berjalan kegirangan menikmati alam sekitar. Dia bertindak sebagai juru potret ceria.

"Dia yang pernah terlihat dalam mimpiku. Kita ditemani olehnya berjalan beringinan di lokasi seperti ini. Saya datang dari arah pantai mendekati kalian berdua," ungkapku setengah berbisik kepada Bunga Sakura.

Bunga Sakura bergerak ke belakang menghampiri Jeng Muda untuk berfoto ria. Tampak dari kejauhan di belakang mereka, pegunungan hijau menjulang tinggi dipenuhi tanaman pinus.

Latar itu seperti yang ada dalam mimpi. Ini makin menguatkan perasaan dejavu akibat mimpi yang terbukti benar kemudian.

Saya kembali teringat dengan pengalaman berada di pameran Pertanian, Hortikultura, dan Agrowisata Malaysia (MAHA) 2018 yang juga sebelumnya hadir dalam mimpi.

Juga mimpi berada di daerah terasing dengan pengalaman unik dan mendebarkan. Aduhai, selama 8 bulan pada tahun 2017, saya berada di tengah hutan, kawasan perkebunan kelapa sawit di Papua Barat.

Khusus ke Arab Saudi, saya tak pernah mengidamkannya. Hanya pernah 2 kali bertemu Rasulullah SAW dalam mimpi. Belakangan penafsirannya, mungkin ini sebuah tanda panggilan ke Tanah Suci sekaligus berziarah ke pemakaman beliau di Masjid Nabawi Madinah, pada Januari yang dingin tahun 2019.

"Bagusnya Jepang, mereka sangat serius mempertahankan hutan sehingga udara mereka selalu terasa segar bugar dan sejuk."

Suatu sumber menuliskan bahwa daratan Jepang masih didominasi 70% hutan.

"Hutan-hutan itu ditanami sejak Restorasi Meiji," si mahasiswa menjelaskan singkat.

Tak rugilah bertahun-tahun tinggal di Jepang, dia banyak tahu informasi tentang Negara Matahari Terbit, termasuk sejarahnya. Diskusi tentang Jepang berlanjut di Cafe Aoshima Beach Park yang berdekatan dengan Kebun Raya Miyakoh.

Begitulah, awalnya saya mengabaikan kebenaran dunia mimpi. Namun makin kemari, alam itu semakin terasa nyata. Kadang-kadang membuat hati ini merinding tatkala mengingat scan mimpi lainnya.

Bahkan, menurut ulama yang hidup di awal masa Kekhilafahan Umayyah, Imam Hasan al Bashri, alam dunia sesungguhnya adalah alam mimpi sedangkan alam akhirat adalah kenyataan sebenarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar