Rabu, 01 Juli 2020

Haru 6

Cukup terharu dengan acara perpisahan online anak sekolahan pagi menjelang siang, hari ini. 

Melayani pasien poli sambil setor muka secara live melalui aplikasi zoom. Momen bersama untuk terakhir kalinya, terlalu sayang buat dilewatkan.

Jaringan internet putus nyambung - putus nyambung dalam jarak teramat jauh di pulau membuat rangkaian kegiatan tak mampu disimak dengan baik. 

Syukurlah, pihak sekolah mendokumentasikan dan menguploadnya di youtube. Tengah malam ini, saya memutarnya kembali di rumah dinas sendirian. 

Rasanya sedih berpisah dengan teman-teman, guru-guru dan orang tua siswa. Mata berkaca duka melihat berbagai persembahan kreasi ketiganya dalam keterbatasan alam daring. 

Guru tak mampu memeluk hangat anak didik. Siswa tak bisa mencium mesra tangan orang tua kedua. Antar orang tua tak lagi erat berjabat tangan.

Entah bagaimana rasanya aby dan ummy seorang siswa teladan. Keduanya tak mungkin lagi melihat wisuda anaknya. Dia tlah mati di zaman corona.

Terbayang harapan hampir semu, bagaimana capaian cita-cita generasi anak milenial di masa mendatang. Berbagai lini kehidupan akan terpukul jatuh bila angkara murka makhluk ciptaan Tuhan yang imut, tak mereda.

Akan ada pertarungan hebat, menusuk jantung keimanan, menjelang akhir masa. Merangkai keyakinan yang nyata merupakan bekal utama meraih kembali puncak optimisme.

Benarlah sabda alam, senantiasa setiap girang pertemuan diikuti oleh lara perpisahan. Pada akhirnya, semua makhluk bernyawa akan mati lalu kembali kepada takdir Sang Khalik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar